Minggu, 29 Januari 2017

This what I live for.


Image result for holding diamond


Dear Tuhan, terima kasih. Beberapa hari ini sudah kelihatan tititk terang, meskipun aku merasa progressku masih sangat pelan.
Aku tau bahwa kepekaan itu selamanya adalah tentang proses, dan tidak ada seorangpun yang bisa mencapai tingkat kejernihan yang baik jika tidak mau menikmati waktu.
Tapi meskipun begitu, aku mohon supaya Tuhanlah yang mengajari aku, mempersingkat waktunya, karena hanya Tuhan yang tau bagaimana cara terbaik mengajari aku.
Kau yang melihat my limiting blocks, Kau juga yang tau bagaimana menarik perhatianku untuk hal2 yang memang harus ku perhatikan, dan Kau juga yang paling mengerti kondisi2 seperti apa yang membuat aku bisa cepat belajar.

Konsep kepekaan yang ini benar2 baru untukku.
Aku belum pernah mendengarnya dari manapun juga.
Tapi setelah mulai memahaminya, aku akhirnya bisa menjelaskan meskipun tidak utuh, mengapa yang lalu kepekaan yang satu benar dan kepekaan yang lainnya gagal total.

Sangat lucu bahwa ternyata aku lebih mudah memahami nilai2 rohani bukan dari rumah2 rohani, tapi justru dari rumah2 sekuler.
Mungkin related dengan apa yang Kau ajari dan Kau inginkan dari padaku tahun2 terakhir ini.
Untuk menjadikan dunia sekuler sebagai panggung berkhotbah.

Kau tau Tuhan, bahwa Petra benar2 memulai dari nol.
Dan jatuh bangun, persis sama seperti aku memulai "karier" rohaniku =))
Memulai dengan keyakinan penuh, iman yang menggebu, dan kegeeran bahwa aku mengetahui semuanya dengan baik, dan everything will be so easy.

Tapi aku tau, bahwa aku harus menjalani semua proses yang memang harus aku lewati.
Tidak ada shortcut.
Aku membutuhkan semuanya itu.
Sama seperti tidak ada shortcut saat dulu aku mulai bertumbuh dari remaja yang jatuh cinta padaMu, mau berhenti sekolah demi penginnjilan ke suku2 di pedalaman, mau berhenti kuliah demi melayani anak2 muda yang hidupnya rusak, tidak mau bekerja tapi maunya hanya nongkrong dengan para gay dan pelacur (dan percaya segenap hati bahwa Tuhan pasti mencukupi semua kebutuhan),
atau berjalan di jalan2 dan pergi menyembuhkan orang2 gila, tapi lalu menyadari bahwa itu hanya bagian dari visi yang besar, tapi bukan keseluruhannya.
Tidak ada shortcut dari seorang remaja biasa menjadi gembala gereja lokal di usia 22 tahun, dengan jemaat 600 orang anak muda.
Tidak ada shortcut, dari seorang gembala gereja kecil, menjadi gembala gereja komunitas dengan anggota ribuan orang.
Tidak ada shortcut juga, dari salah mendengarkan suara Tuhan, sampai bisa membedakannya dengan suara diri sendiri...
Tidak ada shortcut juga, dari pemahaman fanatik tentang teologi karismatik, hingga bisa berkata seperti temanku, I put no stock in religion.
Tidak pernah ada shortcuts.
Jalannya tetap harus dilalui.
Prosesnya tetap harus diselesaikan.

Dear Tuhan, tolonglah bantu aku menyelesaikan proses ini dengan cepat. Bantulah aku mengenali kekurangan2ku dan kesalahan2ku dengan cepat supaya aku segera menyelesaikan proses ini.

Semangat, Petra!