Sabtu, 25 Februari 2017
Daddy
Awalnya, my Daddy, tiba2 wa, ngomentarin pp yang aku pake di wa.
Dad: Itu cucu dad yang di profile pic?
Petra:
Iya dad, namanya Raphael.
Dad:
Kenapa bukan... (dia nyebut namanya) (karena dad-ku beken bingitz, namanya tidak usah disebutkan.)
Petra:
Hahahaha...
Dad:
Yang kedua saja nanti dinamai .. (dia nyebut namanya).
Petra:
Boleh dad, tapi mo cari dulu siapa papanya. Hahahaha.
(aku nyebut boleh, tapi dalam hati kayaknya ga akan dapat cowok nih dad, aku soalnya sudah berdoa minta anak kembar cewek.)
Dad:
Huuuu... minta digantung.
Petra:
Hahahaha... daddy doain aja anak dad yang ini.
Dad, kalo mo ngaku dosa bole lewat wa ga? :D
Dad:
Ga boleh. Ke pastor paroki kuta.
Petra:
Ga mau ah. Justru karena daddy itu pastor, Petra mau. Itu pun masi mo pikir2 dulu. Haha.
Dad:
Ga selingkuh kan?
Petra:
Tergantung definisi selingkuh :D
Ga.
Selingkuh hati maybe (takut kalo ngaku terang2an, iya, selingkuh hati, badan sih engga (atau belom?) LOL).
Dad:
Bagus. Anak dad ga boleh yang aneh2 ya.
Petra:
Fyi, Petra merit bukan katolik :D Dad dilarang ngomel.
Dad:
Trus agama apa?
Petra:
Hope so. Ga lah. Masi pake akal sehat.
Protestant. Tapi Petra juga males masuk gereja protestan. Haha.
Dad, daddy pernah merasa terluka dengan Tuhan? Petra tanya ini bukan ke pastor.... tapi ke daddy nya Petra.
Dad:
Trus, sudah masuk protestant or remain a catholic?
Never eh.
Petra:
Petra sekarang sih mikirnya ga mau ikatkan diri dengan satu denominasi. well, dulu itu :D daddy nanya Petra protestant, ya Petra bilangnya engga (dan emang ga mau jadi protestant).
Kalo katolik? Petra juga bingung.
Masak sih Petra bisa baca di inet kalo sudah keluar dari katolik mesti ngaku salah baru bisa masuk katolik lagi? Ih ogah.
Dad:
Antara 2 rumah, ta tentu juga antara 2 hati ;)
Iya donk, kan sudah menyangkal?
Petra:
Apa yang disangkal? Tuhan atau gereja?
Bukannya kristen di luar katolik diakui sebagai bagian dari katolik juga? Karena itu babtisannya diterima?
(dalam hati, i got u daddy... sudah lama yah ga bicara dgn anak kesayangan? sudah agak lupa aku agak kritis bahkan nyeleneh? :P )
Dad:
Iman katolik.
Ada yang sama ada yang beda.
Petra:
Kalo iman dad.. bukannya bicara hati, bukan status KTP karena merit hukum indo harus satu agama?
Dad:
Kalo melihat sesuatu atau seseorang dengan otak, maka banyak rasionalisasi, argumen2. Iman bukan soal otak.
(dalam hati: see... si guru besar filsafat, ngomong iman bukan soal otak.. jarang2 lho ini. haha.)
Petra:
Soal hati?
Kalo hatinya Petra tidak menyangkal iman katolik, trus merit masuk protestant karena aturan hukum, itu termasuk menyangkal iman katolik?
Dad:
Hati tidak menganalisis, tapi memahami.
Hati bisa menerima, juga ketika sesuatu tidak masuk akal.
Kalo mau cari duit, pakai otak. Tapi kalo mau bahagia dan hidup tenang, pakai hati sebagai kacamata.
(upzzz... aduh dad.. itu sih nancep. hahaha)
Sebelum lanjut... mau cerita sedikit.
Aku jadi anaknya daddy ini, sudah sekitar 17 tahun.
Dan dia terkenal sebagai seseorang yang intuisinya sangat kuat.
Banyak sekali orang yang mengidolakan dia.
Dia superhero semua orang.
Sering sekali muncul di koran, tv, dan menjadi pengajar mahasiswa2 s3 di berbagai universitas di Indonesia.
Dan di kalangan khusus, dia terkenal dengan ucapan2 profetik.
Ucapan2 biasa yang sebenarnya mengandung banyak signal spiritual, bahkan signal apa yang akan terjadi di masa depan.
lanjut dulu....
Petra:
Adiknya Petra 5 tahun yang lalu meninggal. Petra merasa itu semua salahnya Petra. Sampai hari ini Petra berpikir dia mati karena Petra.
Itu awalnya Petra sangat terluka dengan Tuhan.
Tapi nantilah cerita2.
Itu juga kenapa Petra tanya apa daddy pernah terluka dengan Tuhan.
Seseorang yang full time bekerja untuk Tuhan belum tentu tidak pernah terluka dengan Tuhan.
Dad:
Daddy kebetulan hampir tidak pernah stress dengan alasan apapun. Tidak ada alasan untuk terluka dengan Tuhan.
Dengan orang lain saja, daddy tidak biasa terluka, palingan kecewa sesaat. Jadi hidup tanpa beban.
Hanya pernah terbeban ketika kehilangan jejak Petra :D
Petra:
Jiahahahaha..
Bagaimana caranya bisa begitu?
Dad:
Yakinlah bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna.
Maka jangan pernah menghendaki sesuatu yang sempurna.
Jangan cari jodoh yang sempurna, tidak pernah ada.
Semakin cari yang sempurna, semakin banyak stress, kecewa.
Terimalah hidup apa adanya, jalani bagianmu dengan setia, selebihnya akan diselesaikan oleh yang lain pada waktuNya.
Ok, nanti dad ke Bali cerita yah.
Besok pagi dad mo ke paroki.
Petra:
Oke deh. Nite daddy.
Dad:
Nite Petra.
Jumat, 24 Februari 2017
Fly Fly Fly
Tuhan, aku menantiMu.
Sebab Kau lah damai di hatiku.
Aku ingin sekali menanggalkan pakaian kabungku, dan menarikan tarian sukacitaku.
Bersorak sorai dan mengenakan kembali mahkota kemuliaanku.
Seperti burung pipit yang kecil yang selalu dikasihi.
Kamis, 23 Februari 2017
Anak Kesayangan Tuhan 02
Dan aku selama ini menganggap diriku adalah anak kesayangan Tuhan, bukan anak kesukaan.
Ada banyak sekali orang yang luar biasa mencintai Tuhan di luar sana dibandingkan aku.
Terlebih ada banyak sekali orang dengan mudahnya taat pada Tuhan, dibandingkan aku yang punya banyak pemberontakan.
Bahkan jika sekalipun aku tau benar bahwa itu Tuhan yang bicara, aku masih akan membantah. Bahkan membantah untuk bertahun-tahun, seakan aku lebih tau dari Tuhan.
Dan di dalam kesesakan ini, saat tidak punya seorangpun untuk berbicara, akhirnya pilihan terakhir, berusaha curhat pada seorang teman cewek, sebagai caraku untuk menjaga kewarasan pikiranku...
Teman yang baik itu mengingatkan aku tentang hal ini.
"Petra, kamu itu adalah anak kesayangan Tuhan.
Kamu dipaksa melewati semua hal ini, karena hanya kamu yang bisa melewatinya.
Karena hanya kamu yang bisa melakukan hal2 yang tidak bisa dilakukan oleh orang2 lainnya.
Jangan menyerah...
Waktu kelegaan itu pasti akan datang.
Kalau ada orang yang mampu melewati semua ini, Tuhan tau, bahkan aku pun tau, bahwa kamu lah orangnya.
Jangan lupakan, bahwa kamu itu adalah anak kesayangan Tuhan."
Reputasi temanku itu, adalah jaminan bahwa apa yang dia ucapkan adalah kesungguhan, dan bukan hanya sekedar untuk membuat aku merasa termotivasi.
Dan perkataannya itu membuat aku merenung...
Benarkah aku anak kesayangan Tuhan?
Apakah aku masih anak kesayangan Tuhan?
Karena sepertinya sudah mau 5 tahun aku melupakan itu.
Sejak aku berteriak di hadapan Tuhan memohon adikku diselamatkan, dan Dia tidak mau menjawabku.
Rabu, 22 Februari 2017
Anak Kesayangan Tuhan 01
“Anak kesayangankah gerangan Efraim bagiKu atau anak kesukaan? Sebab setiap kali Aku menghardik dia, tak putus – putusnya Aku terkenang kepadanya; sebab itu hatiKu terharu terhadap dia; tak dapat tidak Aku akan menyayanginya, demikianlah Firman Tuhan”
(Yeremia 31 : 20)
Anak kesukaan dan anak kesayangan bisa dengan mudah aku jelaskan dengan kisah ku sendiri :)
Di pelayanan salah satu gereja lokal dulu, sebuah gereja sel yang sangat berkembang dan terkenal hari ini, aku punya banyak sekali anak rohani.
Dua dari mereka katakanlah yang satu namanya Jaqline, yang satu namanya Fay.
Jaqline adalah anak cewek yang cantik, sangat manis, dengan cara berbicara yang lemah lembut, dan penuh penundukan diri pada pemimpin. Dan lebih dari semuanya, sangat sangat mencintai aku.
Dia bukan hanya akan menaati semua yang aku perintahkan, dia juga akan melakukan semua pekerjaan yang aku tugaskan dengan segenap kekuatannya.
Dia bisa mondar mandir ke daerah perintisan karena aku membutuhkan seseorang untuk menangani beberapa pekerjaan yang tidak bisa ku tangani sendiri... 3 jam perjalanan naik motor, balik ke kota 3 jam lagi, perempuan seorang diri, untuk mengurus hal2 yang her mom tidak mampu lakukan saat itu.
Dia sangat senang melakukan apapun yang aku inginkan.
Buat dia, bisa meringankan pekerjaanku adalah kebahagiaan.
Pernah satu kali di gereja, selesai rapat para gembala, aku waktu itu memegang 2 daerah perintisan, ditambah 1 bagian khusus para orang2 tua (yang membuat aku dipanggil mommy sama ibu2 usia 50-60an, padahal waktu itu aku baru 22 tahun, doh.).
Aku tiba2 nyeletuk gini di depan anak2...
Duh mami laper nih. Tapi ga mau makan nasi. Pengennya ngemil apel hjau :D
Semua sahabat2 terdekatku tau, jangan pedulikan celetukan2 Petra yang seperti itu.
Detik ini bilang pengen apel hijau, 15 menit kemudian akan berubah jadi stoberi, dan 15 menit kemudian akan berubah jadi juice oreo. Huahuahauahau.
Mulai sore, aku masih di gereja, nongkrong sambil gangguin gembala2 yang lain, dan sempat tidur juga di kamar yang biasa dipake tidur pemimpin pendoa syafaat nasional, wahahahaha. CEWEK.
Karena sudah mulai sore, beberapa anak malah sudah mulai kembali ke gereja, karena aku mengadakan kelas pelatihan kepemimpinan khusus untuk anak muda.
Tapi Jaqline belum datang.
Di gereja itu, banyak tingkatan kepemimpinan. Sangat berlapis2, untuk memastikan bahwa setiap orang, setiap, ter-followup dengan baik. Sehingga tidak ada satu orang pun yang akan terlewatkan. Tidak ada satu orang pun yang terlepas dari perhatian kita.
Supaya setiap anak muda, urusannya diketahui oleh kita.
Masalah di keluarganya, di sekolah, di pergaulan, semua bisa kita ketahui... sehingga kalo ada yang mau bunuh diri, atau aborsi anak, atau ga mau sekolah, atau ga bisa sekolah karena ga mampu keluarganya, atau menjadi korban kekerasan rumahtangga, bisa tertangani dengan baik dan cepat.
Jadi misalnya aku gembala satu daerah,
di bawahku ada gembala2 per wilayah... satu wilayah biasanya dibagi per beberapa sekolah, per beberapa tempat pergaulan, bahkan per beberapa cafe.
Jadi ada gembala wilayah untuk cafe2 di lokasi A. Tanggungjawabnya mengurus anak2 yang hobi nongkrong di seputaran cafe2 itu.
Kurleb begitu.
Di bawah gembala wilayah itu, ada juga pemimpin2 per beberapa kelompok. Di bawahnya ada pemimpin per kelompok. Di bawahnya lagi ada pemimpin untuk 2-3 orang :)
Itulah mengapa 600 anak muda, meskipun aku tidak kenal dekat satu per satu, tapi aku tau karakter dan potensi, dan masalah yang mereka hadapi di dunia nyata mereka.
Karena aku mempelajari ribuan laporan dari puluhan pemimpin di bawahku.
Ok cukup.
Lanjut yang tadi.
Sore itu aku mengadakan kelas pelatihan kepemimpinan anak muda yang berada di bawah penggembalaanku (baca: di bawah perintahku LOL).
Mengapa dipisahkan dengan kepemimpinan dewasa?
Karena cara memimpin anak muda itu 100% berbeda dengan cara memimpin orang dewasa.
Aku tidak tau bagaimana cara memimpin orang dewasa. Mereka lebih bikin aku sakit kepala dibanding anak2 muda.
Kelas itu pada dasarnya untuk sekedar ngajarin pemimpin2ku gimana menangani ABGs. Itu saja sih intinya.
Lalu beri mereka taktik dan strategi bagaimana menangani ABG's kelas 5 sd sampe 6 sd. Hey, anak kelas 5 sd itu sudah ABG... percayalah padaku.
Aku tidak pernah menemukan ada ABG yang tidak tergila2 padaku, apalagi yang usia kelas 5 sd sampai smp, huahauahauahau. Mereka bahkan menuruti perkataanku lebih dari menuruti perkataan ortu mereka, wahahahahaa...
Dan itu juga sebabnya mengapa di usia 22 tahun, begitu banyaknya orangtua yang senang menitipkan anak kelas 6 sd-nya ke aku. huh.
Sudah mau mulai, tinggal 20 menit lagi, si Jaqline belum datang.
Semua pemimpin yang persis berada di bawah aku langsung, aku wajibkan datang 1 jam sebelum kelas kepemimpinan dimulai.
Aku langsung telp dia:
"Jaqline di mana?"
"Bentar mom... ini lagi sama papa di supermarket, sudah mau selesai kok di kasir. Lagi beli apel."
"oh okay."
Sangat bisa ditebak, aku sudah lupa urusan apel hijau siangnya itu.
Karena pikiranku sudah berpindah ke kelas pelatihan, dan aku sudah siapkan banyak coklat untuk anak2ku :D
Aku pikir apel itu buat papanya.
Ga lama Jaqline sampe.
Dengan muka berbinar2 nyodorin sebungkus penuh apel hijau, "ini mommy..".
Tiba2 aku teringat yang tadi siang...
Sebuah perasaan hangat menyelinap di hatiku :)
Aku bilang, "Jaqline ga perlu beliin apel buat mami..."
Dia ketawa dan menjawab, "u r my mom."
Dan dia memang selalu seperti itu.
Dia adalah anak kesukaanku.
Tapi Fay berbeda.
Fay tidak pernah melakukan apa yang dilakukan oleh Jaqline.
Dan aku perlu menariknya di telinga untuk memastikan apa yang aku katakan, dia pahami dengan baik.
Aku perlu mengulang apa yang aku inginkan dengan tegas berkali-kali, dan mengatakan dengan jelas, bahwa I really mean it. Dan sebaiknya dia melakukan apa yang aku katakan, karena aku tidak mau mengeluarkan dia dari team, dan kalo tidak mau mendengar, aku akan terpaksa melakukannya.
Fay tidak akan membawakanku apel hijau. Malah begitu lihat Jaqline bawain apel hijau, dia ledekin Jaqline, katanya jaqline bener2 anak mommy Petra, lalu mengambil apel yang dibawa Jaqline, mengeluarkan pisau, dipotong2 apelnya, dan langsung dibagikan ke semua anak2.
Jadi anak2ku ngemil apel hijau selama kelas kepemimpinan berlangsung.
Aku cuap2 di depan, dan mereka ngemil apel sambil ngedengerin aku. huh.
Lalu Jaqline diam2 sakit hati sendiri, karena buat dia, hanya mami Petra yang boleh makan apel itu.
Meskipun aku mengerti hal itu, aku tidak mungkin melarang Fay membagikannya pada semua anak2.
Fay sering membuat aku marah, dan aku kesulitan berurusan dengan keras kepalanya.
Tapi aku sangat menyayangi dia.
Meskipun kadang aku merasa dia memanfaatkannya.
Iya, Fay adalah anak kesayanganku.
Dia bisa melakukan apa saja, dan dia tetap akan membekas di hatiku.
Dari semua anak2, aku punya begitu banyak anak kesukaan, tapi hanya ada satu anak kesayangan.
Dan suatu hari, anak kesayangan itu akhirnya melakukan sebuah kesalahan, dan membuat aku terluka.
Aku memilih melupakan dia dan tidak memasukkan dia lagi ke dalam hidupku.
Bahkan beberapa kali dia berteriak I miss u mommy di semua medsos ku. Aku tidak menjawab.
Bahkan dia bikin sebuah artikel sangat menyentuh hati, dipublish di medsos dia untukku, dan dikomentari oleh banyak anak2... aku tetap tidak bergeming.
Aku tidak menjawab dia.
Apakah aku berhenti menyayangi dia? Tidak.
Sampai aku mengetik ini pun, dia tetap anak kesayanganku.
Aku hanya merasa tidak tepat saja menjawab dia.
Setidaknya untuk hari2 ini.
Tidak tau besok.
Selasa, 21 Februari 2017
You are the reason
Just a little note.
Tiba2 jadi inget salah satu temen yang pernah kenal di forum anak2 rohani terbuang (jelek banget ni forum, haha), yang akhirnya ternyata.... adalah salah satu pengurus karismatik kat tingkat nasional (dan pernah terkenal karena kasus di nasional, lol)...
Jadi inget dia pernah share sesuatu tentang hidupnya waktu di jogja.
Aku ingat sekali apa yang dia katakan di akhir kisahnya.
"Sampai hari ini setiap kali ditanya, gimana caranya gw melewati hidup gw waktu itu, gimana caranya gw bisa bertahan... gw tidak punya jawabannya.
Kecuali hanya mengatakan dengan rendah hati satu ini: bahwa itu Yesus. Dia satu2nya alasan mengapa gw sampai hari ini masih ada."
Senin, 20 Februari 2017
Karena bagiku, mati adalah keuntungan.
Aku terus sakit.
Dan beberapa hari terakhir bermimpi ketemu adikku, mama, dan orang2 dekat lainnya yang sudah meninggal.
Aku bertanya pada temenku, itu bukan berarti aku juga akan meninggal kan?
Hanya dijawab: mana aku tau.
Sigh.
Padahal aku sungguh mengharapkan jawabannya, don't worry.. lu ga semudah itu mati :D
Kadang susah juga sebenernya mengajukan pertanyaan.
Di satu sisi, menginginkan jawaban jujur.
Ya iyalah, ga ada salahnya sama sekali dengan jawaban mana aku tau itu.
Siapapun juga ga tau apakah itu pertanda aku akan mati atau tidak.
Itu jawaban jujur.
Tapi kok terasa lumayan nyakitin yah. Hahahaha.
Dan kalo sudah begitu, aku kecenderungan akan menarik diri, dan lalu berpikir yang engga2.
Level yang engga2 itu bisa sangat minim, dan bisa sangat tinggi, lalu akan pelan2 menurun sendiri, bisa dalam beberapa jam saja, dan bisa juga berminggu2. LOL.
Di sisi yang lain, sakit kali ini yang paling puncak dari sakit2 sebelumnya.
Aku sangat exhausted.
Bahkan kakiku gemetar kalo melangkah.
Dan aku benar2 berpikir aku mungkin akan mati.
Dan bayangan yang luar biasa indah tentang bagaimana sorga itu, sangat menggodaku untuk menyerah.
Sebuah tempat tanpa luka, tanpa kesedihan, tanpa airmata... penuh kedamaian dan sukacita...
Bukankah itu semua yang kita inginkan?
Sebuah tempat di mana kita akan dicintai apa adanya diri kita... terlepas dari berapa banyak kesalahan yang kita lakukan... terlepas dari apa yang kita lakukan atau apa yang tidak kita lakukan...
tidak akan pernah berakhir cinta itu... selamanya.
aku memutar lagu fav-ku di hp.
Time of refreshing... here in Your presence...
aku berharap sebentar lagi aku bisa tertidur.
karena aku sangat lelah.
---------------------------------
dear brother, sudah beberapa kali aku perhatikan, sakitku semakin menjadi setiap kali kau menghadapi segala tetek bengek jahat itu.
jangan mati....
tapi yang lebih penting, jangan berubah.
tetaplah seperti itu.
Minggu, 19 Februari 2017
The interesting thing called point of view..
Aku pelan2 akhirnya mulai berhasil mengubah pola pikir dan cara pandangku tentang kehidupan pernikahan ini.
Sangat sulit melakukannya karena pada dasarnya aku termasuk jenis perempuan yang 1/2 hidup di fairytale :)
Aku akhirnya mampu memisahkan diriku dengan berbagai macam memories indah di belakang sana, dan pelan2 mulai berpikir dengan cara yang berbeda.
Akhirnya sadar mengapa sakit hati tidak pernah berakhir, dan menangis sepanjang waktu seperti sudah menjadi kebiasaan yang sangat ku nikmati, sigh.
Karena cara aku memandang hidup ini mungkin keliru.
Aku akhirnya dengan susah payah belajar menerima bahwa yah, keadaannya memang seperti ini. Keadaaan dia memang seperti itu. Dan hubungan di antara kita itu sudah parah dan rusak, sama sekali tidak sehat secara emosi dan nalar.
Dan rupanya semakin cepat aku bisa menerima hal itu sebagai kenyataan, akan semakin mudah bagiku melangkah keluar dan memperbaiki hidup ini :)
Aku mulai bisa menempatkan diriku sebagai orang yang bertanggungjawab penuh akan hidupku sendiri, juga emosi2ku.
Bertanggungjawab penuh mau ku bawa ke mana hidup ini, impian seperti apa yang sungguh2 ingin ku kejar di depan sana, dan apakah aku sungguh2 rela membayar harga demi apa yang ingin aku capai itu.
Bertanggungjawab penuh dengan kehidupan El Rapha,
bertanggungjawab penuh dengan segala impian yang aku miliki atas anak itu, juga bertanggungjawab penuh untuk mengurus orangtuaku sendiri dan membuat mereka bahagia dan puas di hari tua,
meskipun aku juga tau bahwa di satu titik,
kebahagiaan itu adalah apa yang kita putuskan terjadi di dalam hati kita dan bukan apa yang terjadi di luar sana pada kita.
Lalu aku mulai berhenti menangis.
Mulai mampu mengendalikan sakit hati yang selalu aku rasakan setiap ada peristiwa2 yang membuat aku merasa tidak dipedulikan :)
Setelah merenung sejenak, akhirnya tau kenapa aku selalu menangis saat aku harus bertanggungjawab untuk banyak hal di rumah, dan dia tidak mempedulikan apapun.
Karena di pikiranku, seorang suami yang baik harusnya tidak membiarkan istrinya kelelahan dan kebingungan, dan lelah hingga jatuh sakit dalam hidup yang keras.
Seorang suami yang baik, harusnya jadi sumber solusi segala persoalan yang tidak bisa dipecahkan istrinya, dan bukan bahkan tidak mau memikirkannya sama sekali.
Seorang ayah yang baik, adalah seseorang yang memperhatikan anaknya sedemikian rupa, membanjirinya dengan kasih sayang dan perhatian, menjadi teladan yang baik, be his child's superhero, menjadi seseorang yang bisa dibanggakan anaknya, bukan tidak peduli sama sekali apa yang akan terjadi dengan anaknya.
Seorang ayah yang baik akan melindungi anaknya dari segala sesuatu yang jahat, dan mengajari anaknya menjadi bijak sama seperti dirinya.
Dan saat semua itu jauh dari yang aku harapkan, aku kecewa, dan terluka, dan terus menangis tanpa henti.
Tapi tadi malam, sesuatu berubah.
Tiba2 untuk pertama kalinya aku akhirnya bisa memutuskan dengan sadar, bahwa paradigma harus berubah.
Aku adalah orang yang bertanggungjawab sepenuhnya dengan hidupku, dengan orangtuaku, dan dengan El Rapha.
Karena itu satu2nya cara, supaya aku tidak kecewa.
Itu satu2nya cara menghentikan semua airmata ini.
Jadi pada waktu aku kebingungan saat projects yang jalan ditunda bayarnya sama semua orang (haha), dan aku perlu 19jt untuk bayar uang sekolah rapha as soon as possible, sementara aku masi ga boleh keluar rumah sama sekali (kasian bener),
aku sudah bisa tertawa tanpa airmata sama sekali, karena tidak ada lagi perasaan "diabaikan" "tidak dipedulikan" "suami ga tanggungjawab" dsb itu.
yang ada hanyalah,
aku yang bertanggungjawab untuk segala sesuatu, c'mon Petra... you're a money genius.
Let's find a way :)
Btw, kemaren jalan bentar ke rumah tetangga, ngambil batang2 mawar buat di-stek. Pulangnya, hampir jatuh, pusing tiba2. Malamnya langsung demam dan mengigil kedinginan.
Please Lord, keep me save, keep me save.
Sangat sulit melakukannya karena pada dasarnya aku termasuk jenis perempuan yang 1/2 hidup di fairytale :)
Aku akhirnya mampu memisahkan diriku dengan berbagai macam memories indah di belakang sana, dan pelan2 mulai berpikir dengan cara yang berbeda.
Akhirnya sadar mengapa sakit hati tidak pernah berakhir, dan menangis sepanjang waktu seperti sudah menjadi kebiasaan yang sangat ku nikmati, sigh.
Karena cara aku memandang hidup ini mungkin keliru.
Aku akhirnya dengan susah payah belajar menerima bahwa yah, keadaannya memang seperti ini. Keadaaan dia memang seperti itu. Dan hubungan di antara kita itu sudah parah dan rusak, sama sekali tidak sehat secara emosi dan nalar.
Dan rupanya semakin cepat aku bisa menerima hal itu sebagai kenyataan, akan semakin mudah bagiku melangkah keluar dan memperbaiki hidup ini :)
Aku mulai bisa menempatkan diriku sebagai orang yang bertanggungjawab penuh akan hidupku sendiri, juga emosi2ku.
Bertanggungjawab penuh mau ku bawa ke mana hidup ini, impian seperti apa yang sungguh2 ingin ku kejar di depan sana, dan apakah aku sungguh2 rela membayar harga demi apa yang ingin aku capai itu.
Bertanggungjawab penuh dengan kehidupan El Rapha,
bertanggungjawab penuh dengan segala impian yang aku miliki atas anak itu, juga bertanggungjawab penuh untuk mengurus orangtuaku sendiri dan membuat mereka bahagia dan puas di hari tua,
meskipun aku juga tau bahwa di satu titik,
kebahagiaan itu adalah apa yang kita putuskan terjadi di dalam hati kita dan bukan apa yang terjadi di luar sana pada kita.
Lalu aku mulai berhenti menangis.
Mulai mampu mengendalikan sakit hati yang selalu aku rasakan setiap ada peristiwa2 yang membuat aku merasa tidak dipedulikan :)
Setelah merenung sejenak, akhirnya tau kenapa aku selalu menangis saat aku harus bertanggungjawab untuk banyak hal di rumah, dan dia tidak mempedulikan apapun.
Karena di pikiranku, seorang suami yang baik harusnya tidak membiarkan istrinya kelelahan dan kebingungan, dan lelah hingga jatuh sakit dalam hidup yang keras.
Seorang suami yang baik, harusnya jadi sumber solusi segala persoalan yang tidak bisa dipecahkan istrinya, dan bukan bahkan tidak mau memikirkannya sama sekali.
Seorang ayah yang baik, adalah seseorang yang memperhatikan anaknya sedemikian rupa, membanjirinya dengan kasih sayang dan perhatian, menjadi teladan yang baik, be his child's superhero, menjadi seseorang yang bisa dibanggakan anaknya, bukan tidak peduli sama sekali apa yang akan terjadi dengan anaknya.
Seorang ayah yang baik akan melindungi anaknya dari segala sesuatu yang jahat, dan mengajari anaknya menjadi bijak sama seperti dirinya.
Dan saat semua itu jauh dari yang aku harapkan, aku kecewa, dan terluka, dan terus menangis tanpa henti.
Tapi tadi malam, sesuatu berubah.
Tiba2 untuk pertama kalinya aku akhirnya bisa memutuskan dengan sadar, bahwa paradigma harus berubah.
Aku adalah orang yang bertanggungjawab sepenuhnya dengan hidupku, dengan orangtuaku, dan dengan El Rapha.
Karena itu satu2nya cara, supaya aku tidak kecewa.
Itu satu2nya cara menghentikan semua airmata ini.
Jadi pada waktu aku kebingungan saat projects yang jalan ditunda bayarnya sama semua orang (haha), dan aku perlu 19jt untuk bayar uang sekolah rapha as soon as possible, sementara aku masi ga boleh keluar rumah sama sekali (kasian bener),
aku sudah bisa tertawa tanpa airmata sama sekali, karena tidak ada lagi perasaan "diabaikan" "tidak dipedulikan" "suami ga tanggungjawab" dsb itu.
yang ada hanyalah,
aku yang bertanggungjawab untuk segala sesuatu, c'mon Petra... you're a money genius.
Let's find a way :)
Btw, kemaren jalan bentar ke rumah tetangga, ngambil batang2 mawar buat di-stek. Pulangnya, hampir jatuh, pusing tiba2. Malamnya langsung demam dan mengigil kedinginan.
Please Lord, keep me save, keep me save.
Langganan:
Postingan (Atom)