Kamis, 09 Februari 2017

The Queen


Image result for queen of social media



Bisa dicek kok semuanya.
Tidak ada yang memperhatikan bahwa aku menyebut daerah asal perempuan itu, di thread kenalan dia, saat dia belum berinteraksi seperti sekarang dengan orang2. Well, actually sekarang juga dia hanya berinteraksi dengan beberapa orang tertentu.
Dia menjawabku sekedarnya.
Tidak seperti reaksi normal seseorang yang tiba2 dikenali oleh orang lain di sebuah komunitas yang baru. Exciting, kaget, dan cari tau bisa kenal di mana.
Tidak bereaksi seperti reaksinya kepada teman yang lain, sama2 ketemu di forum itu, saat melihat ada kemungkinan mereka satu almamater tapi ga seangkatan.
Aku melihat reaksinya seperti sebuah respon, OK you know me, stop di situ. don't cross the line. As long as gw ga ganggu lu, lu juga jangan ganggu gw.
Kurang lebih seperti itu.

Tapi sayang, tanpa dia sadari, justru dia cross my line.
Dan andai saja dia tidak punya banyak catatan buruk di dunia maya, aku juga tidak akan bereaksi berlebihan dengan emosi naik sampai ubun2.
Beruntungnya aku, ternyata bukan aku satu2nya yang mengenal dia di forum. Haha.
Salah seorang dokter perempuan mengenali gaya bahasanya, dan langsung nembak, kamu anak forum ini yah?
Ga mau mengaku. Katanya hanya join forum itu buat baca2 saja.
Helloww? Forum anggotanya ribuan orang yang aktif seperti itu, kalau hanya baca2 lalu darimana bu dokter kenali gaya bahasa kamu mbak? hahahahaa.
Tapi sama seperti semua orang yang mengenal kamu, kami semuanya bersikap biasa saja.
Selama tidak membahayakan diri kami tentu saja, tidak akan ada kok yang meneriakkan jati diri sesungguhnya kamu di situ.
Semua tau bahwa dia berbohong. Dan kami pura2 saja tidak mengetahuinya.
Mengaku sudah bertahun-tahun ga main FB, lalu? Foto dirimu yang kamu upload bulan lalu itu asalnya darimana? Hahahahaha...
Tapi walau bagaimanapun, beberapa player yang hari ini sudah bertobat yang join di situ, mulai sebel juga.
Berkali2 disindir, ga mempan. Seperti ga mengerti saja. Atau memang tidak mengerti kalau sementara disindir dengan sangat kasar? Wakakakakakaka.
Lucu sekali melihat dia dikeroyok dan masi pura2 polos.
Lucu dan muak.

C'mon, aku tau kok siapa kamu.
Nama aslimu saja aku tau, saat postingan kamu belum sampai 10 di forum di mana aku jadi adminnya.
Dan bukan hanya itu saja :)
Aku juga tau bahwa kamu ular berbisa.
3 orang teman cowokku di surabaya, dan 1 di jakarta, jadi korban kamu kan?
Jadi korban dengan cara yang paling tidak etis yang perempuan bisa lakukan.
Kamu ga tau kalau aku tau hal itu.
Karena kamu pasti ga akan menyangka bahwa Queen of Medsos yang kejam (julukan kawan2 online dulu) itu sekarang justru jadi admin dengan penampilan bitchy di forum.

Kamu juga ga tau kalau salah satu di antara kawan ngobrol kamu di forum itu, dulu adalah cowok yang kamu gila2i, yang bikin kamu bikin video telanjang bugil, hahahahha... masi ingat?

Lalu sekarang, sok cari obat diet buat ngurusin badan? Ngakak aku bacanya.
Kamu memangnya segemuk apa?
Modus oh modus. Biar ada sesuatu sebagai bahan pembuka pembicaraan. Hahahaha.
Oh maaf, aku salah.
Kamu memang serius ingin menurunkan berat badan.
Karena ga mau terlihat seperti orang yang baru saja kamu bantai di sebelah.
Tu cewek belum lama kamu hina karena perutnya berlemak, dan bikin video telanjang yang dikasi ke cowoknya, yang heboh luar biasa belum lama ini.
Dan di sebelah, beberapa cowok polos (atau cowok sok cari kesempatan), lagi ngejar2 kamu minta video telanjang juga, dan kamu jawab, mau ngurusin badan dulu. Huwakakakakaka..
Kamu memang sangat menikmati semua perhatian nakal para cowok saat kamu post cuplikan video telanjang di medsos pribadimu, hahahaha.

But you just cross the Queen's line, girl.

Andai yang kamu pm2 itu orang lain, ceritanya akan jadi berbeda.
I will not care what will you do di forum itu, aku tidak suka mencampuri.
Selama tidak melanggar aturan forum, dan selama tidak membahayakan forum, silahkan saja.
Kalau ada cowok tolol yang terpikat dengan pencitraanmu yang manis polos, seperti tidak tau apa2, dsb itu, itu urusan cowok itu.
Anggaplah memberi dia pengalaman seperti apa love fraud di inet itu.

-------------------------------

Tapi situasi berubah.
Orang yang mau aku "jaga" dari bisa ular kamu, justru memilih melempar aku keluar dari pertandingan dengan mengatakan aku childish karena mencampuri URUSAN ORANG.
Aku peka dengan perkataan.
Aku tidak suka berbicara dengan bahasa kiasan, dan aku juga tidak suka mendengar A untuk hal yang sebenarnya B.
Kalau aku mendengar A, aku akan memahaminya sebagai A.
Perkataan itu aku artikan sebagai, yang mau aku "jaga" memutuskan untuk membangun batasan.
Bahwa aku bisa mencampuri banyak hal dalam hidupnya, kecuali URUSAN pribadinya dengan kamu.
Bahwa aku bisa mengetahui isi percakapannya dengan siapapun juga, kecuali percakapannya dengan kamu.
Dan itu membuat aku sangat sangat terluka.

Karena tidak suka aku mencampuri URUSAN ORANG itu, aku DIPERMALUKAN di depan semua manajemen.
Usahaku untuk mengontrol hal yang harus dikontrol di forum, malah diperlakukan seperti itu.
Mau taruh di mana mukaku?

Oh tapi aku tau.
Aku dipermalukan saat melakukan apa yang harus dilakukan sebagai seorang admin, tindakanku tidak disetujui dengan nyata2, karena apa yang aku lakukan,
bertentangan dengan satu2nya yang bisa dilakukan si ular berbisa di dunia online:
menciptakan kekacauan.

Karena dia senang berbicara seenaknya dalam sebuah diskusi, melenceng ke mana2 sehingga orang2 yang mau mencari pengetahuan kesulitan mencerna....
dan aku memutuskan untuk memberi himbauan agar itu tidak terjadi lagi...
tapi rupanya karena itulah aku dipermalukan.

Aku sangat sangat terluka, dan aku menangis sepanjang hari, karena aku tidak bisa percaya bahwa kamu bisa melakukan hal yang seperti itu padaku.

Berapa lama kamu kenal dia?
Tapi rupanya it doesn't matter.

Yang membuat aku akhirnya menyadari, aku tidak pernah berharga buat kamu.
Semua yang pernah terjadi selama ini tidak pernah berarti apa2.
Aku terlalu delusional.

------------------------------------

Aku memutuskan untuk membiarkan saja dia.
Terserah kalau yang lainnya ingin melakukan apapun.
Aku melihat beberapa sudah mulai gerah :D

Kabar terakhir, dia mulai melancarkan aksi mogok. Hahahaha.... modus.
Pura2 sakit hati dengan sarkastiknya salah satu temen.
Sementara The Queen dan para punggawa hanya ngakak. Itu bukan sarkastik, girl.
Kalo teman yang satu itu sarkastik, ular berbisa seperti kamu pun bisa bunuh diri.

Yeah, buat sekarang, I don't really care. Hati sudah membeku, dan es nya sangat padat.

The Queen tetaplah The Queen.
Tidak menghadapi ular berbisa pun, aku tetap Ratu.

Rabu, 08 Februari 2017

Bat Sheva - imported






Namanya Bat Sheva.
Lebih dikenal dengan Batsheba, istri Daud. Oh well, yes, istri Uria.

Perempuan ini sangat sangat luar biasa menarik perhatianku, sama besar dengan Esther dan Maria.

Kemarin bicara sama seorang teman, dan aku bilang sama dia,
bagaimana kalau kita mencoba melihat Batsheba bukan sebagai kisah Alkitab dulu?
Gimana kalo kita lihat si Batsheba kayak kita lagi menganalisa peristiwa sejarah, atau lagi mengupas kisah kerajaan2 sama seperti game of thrones misalnya?
Walau bagaimanapun, Batsheba dan Daud adalah kisah nyata sejarah, dan juga kisah nyata kerajaan2 :D

Sama sekali bukan karena kurang menghargai Alkitab, tapi justru dengan memegang teguh itu adalah kisah Alkitab, kita secara tidak sadar tidak akan bebas membedahnya. Pincang karena keyakinan.
Mengerti atau tidak maksudku, tidak mengapa.
Toh semua tulisan di blog ini tidak dimaksudkan untuk dibaca oleh siapapun juga.
Ini hanya untuk ku nikmati sendiri, sebagai wadah stress releasing, LOL.

Suatu kali... Batsheba mandi di tempat terbuka.
Kita berasumsi itu terbuka. Karena Daud bisa melihatnya dari atas.
Kita berasumsi juga bahwa tempat dia mandi, jaraknya sangat dekat dengan tempat di mana Daud berada.
Kalau cukup jauh, bagaimana Daud bisa melihat dia mandi?

Apakah tidak aneh Batsheba berada begitu dekat dengan lokasi Raja berada, dan bisa bebas mandi di tempat terbuka?
Lokasi di mana Raja berada, ada di tengah2 pengawalan yang sangat ketat, karena saat itu adalah masa berperang bagi Israel.
Tidak mungkin seorang perempuan bisa mandi di tempat terbuka di tempat yang sedekat itu dengan keberadaan Raja.
Dan ingatkah kalo kita sedang bicara tentang israel? negara dengan adat timur tengah, dengan penutup kepala, dan pakaian hingga ke mata kaki?
Mereka tidak mengenakan tank top dan rok mini.
Memperlihatkan aurat di tempat terbuka, menurut taurat hukumannya adalah mati.
Hanya seorang perempuan gila yang nekat mandi di tempat terbuka, dalam jarak yang sangat dekat dengan kediaman Raja, di tengah situasi peperangan!

Atau, seorang perempuan jenius yang sudah merencanakan semuanya.

Batsheba adalah anak Eliam, seorang yang merupakan bagian dari 30 perwira daud.
30 perwira daud ini adalah sebuah pasukan khusus dengan keahlian yang luar biasa menakjubkan.
Disebutkan tentang 30 perwira ini, bahwa 1 orang dari antara mereka mengejar 300 orang musuh.
Merekalah orang2 yang ada di sekeliling daud setiap waktu.
Orang2 terdekat daud di pemerintahannya.
Dan Eliam, adalah anak dari Ahitofel... seorang penasihat terbesar di jaman pemerintahan raja daud.
See?

Sekarang jelas mengapa batsheba bisa berada begitu dekat dengan keberadaan Raja.
Dia punya akses di situ!
Dia juga tau bahwa daud ada di situ.

Daud melihat dia. Dan sebelum menyuruh orang memanggil batsheba, daud bertanya pada orang di sebelahnya, siapa perempuan itu.
dijawab, istri uria orang het itu, anak Eliam bin ahitofel.
hah.
tidak mungkin daud tidak kenal Eliam dan Ahitofel :)
dia menyuruh orang membawa batsheba kepadanya, ditiduri.
well, itu adalah perbuatan bodoh, bisa menjadi penghinaan pada Eliam dan Ahitofel.

Aku pribadi sangat yakin bahwa berbeda dengan pandangan banyak orang, aku yakin Daud tidak semesum itu.
Dia tidaklah tipe pria yang tidak bisa mengendalikan napsu-nya.
Dia bukan pria bodoh yang bisa melakukan stupid things hanya karena terangsang melihat wanita mandi.
Dia Raja bukan?
Dia bisa mendapatkan perempuan yg mana saja.
Kenapa harus berurusan dengan penasihatnya, perwira hebatnya, dan kepala pasukannya?

Kecuali.......
Daud tau, bahwa perempuan itu sangat menakjubkan.
Kecuali daud tau, batsheba memiliki banyak hal yang dia inginkan, bukan hanya sex, yang tidak bisa diberikan oleh perempuan2 yg lain, bahkan oleh perempuan2 yang dia cintai sejak masa mudanya.
Perempuan jenius, yang merupakan satu2nya perempuan yang layak mendampingi daud di tahtanya.
Ingat, dari begitu banyaknya kisah cinta daud, yang menjadi Ratu Israel adalah Batsheba, perempuan yang berasal dari kata banyak orang kristen "perzinahan".
bahkan Salomo yg hebat itu pun, adalah anak Batsheba! ;)
Daud begitu menginginkan Batsheba, sehingga dia rela menghadapi penasihat dan perwiranya.

Kita lanjutkan dulu skenarionya.
Daud meniduri batsheba.
when it's done, ya harusnya it's over donk.
Daud Raja.
kalo batsheba hanya sekedar seorang perempuan pemuas napsu, yg ingin ditiduri daud karena daud terangsang liat dia mandi, kisah akan segera berakhir.
apa susahnya daud membungkam mulut orang2?
apa susahnya daud kembalikan aja tu perempuan like a garbage?
kenapa susah2 memikirkan cara untuk menyingkirkan suaminya, supaya daud bisa menikahinya?
lha, one night stand cukuplah.

kalo pun ujung2nya dinikahi karena daud is a very good guy, ingin bertanggungjawab karena anak, ya nikahi saja, beri batsheba status, dan selesai.
kenapa justru bukan perempuan2 dari masa muda daud, yang dampingi dia dari dia bukan siapa2, dari dia diburu saul, ga bisa makan, hidup menderita di padang, para wanita setia itu yang diambil daud menjadi Ratu?
Kenapa justru Batsheba?

pernah baca cerita di saat Daud sudah tua dan sakit2an, dan anak2 daud mulai mengumpulkan pendukung untuk menjadi raja?
pernah baca bagaimana batsheba menguasai politik istana, dengan menggandeng nabi besar Israel, yg notabene adalah nabi yang menegur keras daud saat berzinah dengan batsheba, dan membujuk (atau memaksa?) daud menandatangani surat yang menyatakan Salomo, anak Batsheba lah yang akan menjadi Raja?

Yes, Bat Sheva is beautiful, intelligent, and a political animal.

Mengatasi Masalah dengan Menghapus Memori, Mungkinkah? - tulisan salah satu mentor


Artikel ini terinspirasi dari diskusi dengan salah satu Sahabat FB tentang proses terapi yang ia jalani dalam upaya mengatasi masalah cemas dan takut.  Sahabat ini telah menjalani tiga sesi terapi dengan dua terapis berbeda.
Menurut Sahabat ini, teknik terapi yang digunakan terapis adalah "menghapus" memori  kejadian yang membuat ia tidak nyaman atau mengalami emosi negatif, dalam hal ini perasaan cemas dan takut.
Teknik yang digunakan kurang lebihnya seperti ini. Sahabat ini diminta fokus  menatap bola lampu yang menyala, untuk beberapa saat, lalu memejamkan mata. Saat  mata terpejam, muncul bayangan cahaya di pikiran. Bersamaan dengan munculnya bayangan cahaya ini, ia diminta mengingat kejadian yang membuat ia merasa tidak  nyaman, dan menghubungkan kejadian ini dengan bayangan cahaya lampu di pikirannya.  Selanjutnya, memori kejadian ini disugestikan untuk ikut pudar dan akhirnya hilang dari pikirannya, sama seperti bayangan cahaya lampu yang juga hilang dari  pikirannya. Proses ini dilakukan beberapa kali. Usai terapi, menurut Sahabat ini, memorinya tidak hilang, tetap ada, dan ia tetap merasa cemas dan takut.
Logika di balik teknik terapi ini benar yaitu bila memori kejadian yang menimbulkan masalah dalam diri klien berhasil dihapus atau dihilangkan maka klien sembuh. Saat memori tidak ada berarti klien tidak pernah mengalami pengalaman traumatik. Dengan demikian tidak akan ada simtom. Logikanya sederhana, namun untuk menghapus memori bukan pekerjaan mudah. Dalam kondisi normal, memori tidak mungkin bisa dihapus atau dihilangkan. Memori akan hilang bila terjadi kerusakan pada wilayah otak tertentu.
Teknik hipnosis dengan fokus memandang objek bercahaya atau terang, disebuteye fixation (fiksasi mata), dan berasal dari riset James Braid. Dulu Braid meminta subjeknya fokus memandang cahaya lilin atau cermin kecil yang diletakkan dengan jarak tertentu dari wajah subjek. Saat subjek terus fokus memandang satu objek tertentu, apalagi yang terang dan bercahaya, mata subjek pasti menjadi sangat lelah dan akhirnya menutup dengan sendirinya. Saat mata tertutup, subjek masuk dalam kondisi hipnosis/trance. 
Di era hipnosis modern, guna menghindari kerepotan harus menyiapkan bola lampu atau objek bercahaya, eye fixation dilakukan dengan meminta klien fokus memandang ujung jari kelingking terapis yang diletakkan di sudut kiri atau kanan atas mata klien. Posisi ini mengakibatkan otot-otot mata menjadi lelah dengan sangat cepat dan akhirnya menutup dengan sendirinya. Saat menutup mata biasanya diikuti dengan mata berkedip cepat atau REM (rapid eyes movement) dan terapis memberi sugesti agar klien menjadi semakin rileks.
Berapa kedalaman hipnosis yang mampu dicapai klien dengan teknik induksi eye fixation?
Terapis tentu berharap klien mencapai kondisi hipnosis yang dalam. Namun seberapa dalam pastinya, tidak akan pernah diketahui tanpa dilakukan uji kedalaman. Selain itu, keberhasilan induksi bergantung pada TEAM yaitu trust, rasa percaya klien pada terapis, expectation, pengharapan klien pada proses yang ia jalani,attitude, sikap klien, dan motivation, motivasi yang mendasari klien jumpa terapis. Hanya mengandalkan teknik saja tidak menjamin klien bisa masuk kondisi hipnosis dalam.
Dari paparan yang disampaikan pada saya, saya simpulkan teknik “menghapus” memori dengan memandang bola lampu menyala hanyalah satu varian teknik amnesia. Teknik amnesia hanya bisa bekerja dengan syarat, tidak ada penolakan dari diri klien, klien dalam kondisi hipnosis dalam (deep trance), kliensangat sugestif, dan terapis memberikan sugesti dengan cara dan semantik yang tepat. Amnesia bukanlah hal yang mudah, bisa dibilang mustahil dilakukan, terutama pada klien tipe (sangat) analitikal.
Katakanlah memori traumatik klien berhasil “dihapus” apakah klien pasti sembuh? Belum tentu. Perlu dipahami bahwa simtom muncul biasanya bukan dari kejadian tunggal tapi dari rangkaian kejadian, dimulai dari kejadian paling awal, diperkuat oleh satu atau beberapa kejadian lanjutan. Saat terapis hendak “menghapus” memori kejadian, perlu dipertanyakan telah dilakukan hipnoanalisis untuk mencari kejadian paling awal atau hanya berdasar uraian klien.
Misal klien takut dan cemas bicara di depan umum. Bila terapis hanya “menghapus” memori klien bicara di depan umum, saat ia telah dewasa, sedangkan kejadian paling awal terjadi saat klien berusia lima tahun, maka upaya ini tidak akan mampu menghilangkan simtom.
Amnesia sejatinya tidak menghapus memori, hanya menyembunyikan memori dari akses pikiran sadar. Memori tetap ada di pikiran bawah sadar. Dengan “hilangnya” memori akibat amnesia, klien seolah tidak pernah mengalami kejadian traumatik, dan “sembuh”. “Kesembuhan” ini bersifat sementara karena amnesia sama sekali tidak menetralisir emosi yang lekat pada memori traumatik. Lambat laun, pikiran bawah sadar pasti akan kembali memunculkan simtom yang sama. Dalam beberapa kasus, bisa lebih parah dari sebelumnya.
Mari kita berandai-andai. Misalnya, memori benar bisa dihapus, apa akibatnya bagi klien? Apakah sudah ditimbang akibat negatif dari penghapusan memori?
Misal ada klien wanita, baru putus cinta, datang ke terapis dan minta tolong untuk dihilangkan perasaan sedih, galau, terluka, sakit hati, agar biasa move-on. Memori mana yang akan dihilangkan? Apakah memori saat mereka putus ataukah semua rangkain memori mulai klien berkenalan dengan mantan pacarnya sampai saat mereka putus?
Bila memori yang dihilangkan adalah saat mereka putus, dan, sekali lagi misalnya, memori ini benar-benar bisa dihapus, klien akan mengalami masalah baru. Di pikirannya, ia belum putus. Lalu, bagaimana hidupnya akibat penghapusan memori ini?
Bagaimana bila klien, trauma karena pernah digigit ular berbisa, dan dengan pertolongan terapis trauma ini dihilangkan dengan cara menghapus memori tentang kejadian ini? Usai terapi, trauma klien hilang dan klien sama sekali “tidak pernah” digigit ular. Saat ia, misalnya jumpa ular berbisa lagi, ia tentu tidak punya data bahwa ular ini berbahaya, tidak hati-hati, dan bisa digigit lagi. Akibatnya bisa fatal.
Terdapat dua mazhab dalam aliran hipnoterapi. Pertama, hipnoterapi berbasis sugesti untuk menghilangkan atau modifikasi simtom. Teknik yang digunakan sama sekali tidak memroses akar masalah atau bebas konten. Kedua, hipnoterapi yang secara khusus memroses akar masalah dan terutama menetralisir emosi yang lekat pada memori traumatik.
Salah satu buku klasik menjelaskan pentingya memroses emosi, untuk mencapai kesembuhan, adalah Studies on Histeria karya Josef Bruer dan Sigmund Freud, terbit tahun 1895.
Pakar hipnoterapi modern seperti John G. Watkins, Helen H. Watkins,  Arreed Barabasz, Gil Boyne, Randal Churchill, Erika Fromm, Gerald Kein, dan banyak lagi juga menekankan pentingnya menetralisir emosi pada memori traumatik.
Saat memori traumatik berhasil “dibekukan”, memori ini dapat secara permanen dimodifikasi (Loftus, 1979). Bila memori traumatik awal menyebabkan simtom dan perilaku maladaptif, maka sudah jelas akan sangat baik bila memori traumatik ini diganti dengan memori yang lebih baik atau positif (Watkins dan Barabasz , 2007).
Kata “ganti” pada pernyataan di atas tidak berarti penghapusan memori. Yang terjadi adalah memori awal diproses tuntas hingga emosinya menjadi netral, ia tetap ada namun dorman atau tidak lagi berpengaruh, dan selanjutnya ditumpuki memori baru yang lebih positif dan baik.  
Berdasar pengalaman klinis dan empiris kami menemukan syarat utama untuk dapat mengubah memori adalah dengan menghilangkan atau menetralisir emosi yang lekat pada memori ini. Memori akan sangat kaku dan sulit dimodifikasi selama masih ada emosi. Kelenturan memori berbanding lurus dengan intensitas emosi yang lekat padanya.
Beberapa teknik yang pernah kami coba, dalam rangka modifikasi memori antara lain swish patternfast phobia cure, mengubah submodalitas, desensitisasi melalui projeksi objek, dan sugesti. Dari temuan kami, teknik-teknik ini tidak efektif bila masih ada emosi intens yang lekat pada memori.
Proses hipnoterapi sejatinya bertujuan untuk menetralisir emosi yang lekat pada memori traumatik. Saat emosi berhasil dinetralisir tidak berarti memori hilang. Memori tetap ada, telah dimodifikasi, klien tetap bisa mengingat kejadiannya namun tidak lagi terpengaruh. Memori ini penting karena adalah bagian dari proses belajar dan bertumbuh klien.
Simpulannya, untuk mengatasi suatu masalah adalah tidak mungkin dengan menghapus memori karena sejatinya memori tidak bisa dihapus atau dihilangkan kecuali bila individu mengalami kerusakan atau penurunan kinerja otak. 
Bagi para sahabat, praktisi, dan pemerhati hipnosis dan hipnoterapi, berikut ini adalah beberapa buku bagus mengulas memori: Hypnosis & Memory (M. Pettinati (Editor)), Hypnosis, Will, & Memory: A Psycho-Legal History (Jean-Roch Laurence & Campbell Perry), In Search Of Memory : The Emergene Of A New Science Of Mind (Eric R. Kandel), Memory and Hypnotic Age Regression (Robert Reiff and Martin Scheerer), Functional Disorders Of Memory (John F. Kihlstrom & Frederick J. Evans (Editor)), Memory, Trauma, Treatment, & The Law (Daniel Brown, Alan W. Scheflin, & D. Corydon Hammond), Human Memory : The Processing of Information (Geoffrey R. Loftus and Elizabeth F. Loftus), The Myth of Repressed Memory (Elizabeth Loftus and Katherine Ketcham), Memory (Elizabeth Loftus), Clinical Hypnosis & Memory: Guidelines for Clinicians & for Forensic Hypnosis (Corydon Hammond, et al.), dan Memory Quest: Trauma & The Search for Personal History (Elizabeth A. Waites) 

Sumber: http://www.adiwgunawan.com

Penguatan Negatif : Manfaat dan Risikonya - tulisan salah satu mentor


Baru-baru ini saya menyaksikan video pelatihan berbasis terapi yang saya beli di luar negeri dan menemukan beberapa hal menarik dan penting untuk dibahas dari sudut ilmu pikiran. Pelatihan ini diselenggarakan di Amerika oleh salah satu trainer terkenal yang diundang sebuah lembaga keuangan terkemuka dengan tujuan meningkatkan penjualan.

Salah satu komponen penting dalam upaya meraih sukses, selain perencanaan atau strategi yang matang dan terukur, adalah tindakan. Perencanaan sebaik apapun tidak akan bisa membuahkan hasil bila tidak diwujudkan dalam upaya tindakan konsisten. 

Masalahnya, perencanaan seringkali hanya tinggal perencanaan. Perencanaan dibuat dengan sangat cermat hanya untuk tidak dilaksanakan karena berbagai alasan. Yang paling sering adalah penundaan tindakan berkelanjutan.

Dalam konteks penjualan, penundaan atau ketiadaan tindakan tentu sangat merugikan. Target yang telah ditetapkan tidak tercapai dan motivasi menurun drastis seiring waktu berjalan. 

Menyikapi hal ini perusahaan atau lembaga tentu tidak tinggal diam. Berbagai upaya dilakukan untuk membangkitkan semangat para karyawan atau tenaga penjual untuk melakukan tidakan sistematis, terstruktur, dan masif untuk bisa segera meningkatkan kinerja dan omzet penjualan. 

Salah satu cara untuk membangkitkan semangat atau motivasi adalah dengan mengundang trainer dan menyelenggarakan pelatihan transformasi diri yang berlangsung selama beberapa hari. Saat ini pelatihan pengembangan diri, khususnya untuk peningkatan penjualan, sudah tidak lagi sekedar bermain di ranah motivasi pikiran sadar, tapi sudah masuk ke pelatihan berbasis terapi yang menitikberatkan otak-atik pikiran bawah sadar dengan berbagai cara atau teknik. Hal yang sama juga saya dengar dari seorang country manager di Jakarta yang berkantor pusat di Swedia. 

Perkembangan positif ini tentu sangat menggembirakan. Pelatihan yang semata bermain di ranah motivasi berbasis pikiran sadar atau kekuatan kehendak (will power), seperti yang selama ini diketahui, bisa memotivasi peserta pelatihan namun hanya untuk waktu singkat. Setelahnya, peserta kembali lagi ke pola lama. Ini tentu akan sangat melelahkan dan membutuhkan biaya yang besar karena pelatihannya perlu sering diulang. 

Sebaliknya, pelatihan berbasis terapi, bila dilakukan dengan metodologi yang benar dapat memberikan hasil yang sangat maksimal dalam waktu pelatihan hanya beberapa hari. 

Berikut ini dijelaskan beberapa hal yang pasti dilakukan oleh setiap trainer yang menyelenggarakan pelatihan transformasi diri berbasis terapi, termasuk yang dilakukan trainer dalam video yang saya tonton. Informasi ini disampaikan kepada para pembaca sebagai pengetahuan yang semoga bermanfaat bila mengikuti pelatihan berbasis terapi. 

Untuk bisa melakukan otak-atik pikiran bawah sadar, ada yang menyebutnya pemrograman ulang, atau mengatasi mental block, perlu ditetapkan terlebih dahulu apa yang akan diubah. Ini adalah target perubahan yang akan dilakukan. Misalnya, perasaan tidak percaya diri, takut penolakan, suka menunda, akan diubah menjadi percaya diri, berani, giat dan semangat bekerja. 

Langkah selanjutnya adalah masuk ke pikiran bawah sadar. Untuk ini trainer perlu mampu membimbing para peserta menembus faktor kritis (critical factor) pikiran sadar mereka. Faktor kritis berfungsi sebagai filter mental yang akan menyaring informasi atau data yang akan masuk ke pikiran bawah sadar. Penyaringan dilakukan dengan membandingkan data yang akan masuk dengan data yang telah ada di pikiran bawah sadar. Bila data tidak sesuai, sama, atau sejalan pasti ditolak. Bila faktor kritis berhasil ditembus maka tidak ada lagi filter yang menyaring data dan dengan demikian data akan dengan mudah dimasukkan ke pikiran bawah sadar. 

Sebenarnya, walau faktor kritis pikiran sadar sudah berhasil ditembus, data yang masuk masih harus melewati empat filter pikiran bawah sadar. Filter ini adalah filter keselamatan hidup, filter moral/agama, filter benar/salah, dan filter masuk akal atau tidak. Bila berhasil melewati lima filter ini, satu filter di pikiran sadar dan empat di pikiran bawah sadar barulah data diterima oleh pikiran bawah sadar. 

Dalam konteks pelatihan, ada banyak teknik yang bisa digunakan untuk menembus faktor kritis yaitu relaksasi mental, melelahkan fisik dan mental, dan menggunakan emosi. 

Relaksasi mental dilakukan dengan serangkaian induksi verbal dengan tujuan membimbing peserta pelatihan menjadi rileks secara mental dan gelombang otak mereka turun dari yang dominan beta menjadi dominan alfa dan theta. Untuk melakukan ini trainer harus sangat fasih dan cakap melakukan induksi, pendalaman kondisi rileksasi mental dengan teknik yang sesuai, dan cermat karena induksi dilakukan secara massal, bukan perseorangan. Teknik ini bisa dilakukan kapan saja sesuai kebutuhan. 

Walau tujuannya sama namun teknik melelahkan fisik dan mental sangat berbeda dengan teknik rileksasi mental. Teknik melelahkan fisik dan mental dicapai dengan trainer secara sengaja melakukan pelatihan dalam waktu yang sangat panjang. Biasanya mulai pagi jam 08.00 sampai subuh jam 02.00 dan bahkan ada yang sampai jam 04.00. Selanjutnya peserta hanya diberi waktu istirahat yang sangat sedikit dan diminta berkumpul kembali di ruang pelatihan jam 08.00. 

Kelelahan fisik yang dialami akibat kurang istirahat (tidur) selama beberapa hari, karena harus mengikuti pelatihan mulai pagi hingga subuh, juga mengakibatkan kelelahan mental. Setelah beberapa hari kurang tidur maka resistensi peserta terhadap sugesti yang diberikan trainer menjadi lemah dan sugesti dapat dengan mudah masuk ke pikiran bawah sadar. 

Kondisi turunnya resistensi akibat kelelahan fisik dan mental ini tentu ada sisi positif dan negatif. Positifnya adalah para peserta secara konsisten berada dalam kondisi trance selama mengikuti pelatihan. Dengan demikian sugesti yang diberikan akan sangat mudah masuk ke pikiran bawah sadar mereka. Negatifnya, ucapan, pikiran, bacaan, apa yang didengar atau ditonton, sadar atau tidak bersifat dan berlaku sebagai sugesti yang juga langsung masuk ke pikiran bawah sadar. Dalam hal ini pikiran bawah sadar sangat terbuka dan rentan terhadap berbagai data yang berasal dari lingkungan. Bila data yang masuk sifatnya positif dan menguntungkan maka efeknya juga positif. Namun bila data yang masuk sifatnya kontraproduktif maka itulah yang akan dialami oleh peserta. 

Teknik ketiga adalah menggunakan emosi. Dalam hal ini trainer secara sengaja membangkitkan emosi peserta pelatihan. Saat emosi muncul dan dirasakan, pada saat itulah faktor kritis berhasil ditembus dengan mudah. Yang perlu dicermati adalah emosi apa yang dimunculkan atau digunakan sebagai kunci membuka faktor kritis. Ada pelatihan yang berfokus pada emosi negatif seperti perasaan takut, cemas, khawatir, benci, dendam, perasaan malu, dan perasaan bersalah, dan ada juga yang fokus pada perasaan positif seperti cinta kasih, senang, damai, bahagia, perasaan diri layak dan berharga, semangat untuk berbagi dengan sesama, dan berbagai perasaan positif lainnya. 

Kembali pada judul artikel ini, sekarang saya secara khusus akan membahas mengenai penguatan negatif. Penguatan negatif adalah satu bentuk pemrograman pikiran bawah sadar menggunakan visualisasi yang dipadu dengan sugesti verbal, dan emosi negatif yang intens. 

Cara melakukannya adalah sebagai berikut. Trainer akan membimbing peserta menyusuri garis waktu (time line) menuju ke masa depan, misal beberapa bulan, setahun, dua tahun, lima tahun, hingga sepuluh tahun. Istilah teknisnya future pacing. 

Untuk setiap batas waktu ini trainer membimbing peserta membayangkan hal negatif yang akan terjadi bila mereka tidak berhasil mencapai target atau goal yang telah ditetapkan. Di sinilah pemrograman berbasis emosi negatif dilakukan. Peserta diminta membayangkan dan merasakan betapa, akibat mereka tidak sungguh bekerja dan gagal mencapai goal, menderitanya orang-orang yang mereka kasihi seperti pasangan, anak, dan orangtua karena kegagalan mereka. 

Skenario yang digunakan berbeda pada setiap batas waktu. Biasanya di awal, misal di batas waktu setahun ke depan, skenarionya belum terlalu parah atau negatif. Semakin lama semakin negatif dan intensitas emosi negatif yang digunakan juga semakin tinggi. 

Yang lebih luar biasa lagi, dalam pelatihan ini trainer meminta peserta membayangan bagaimana kedua orangtuanya sakit, tidak bisa mendapat perawatan dokter yang seharusnya, hingga sangat menderita dan meninggal akibat ia tidak melakukan kerja atau usaha yang seharusnya dilakukan dalam mengejar target atau goal yang telah ditetapkan. Akibatnya peserta merasa sangat bersalah, menyesal, sedih, dan juga marah pada dirinya sendiri karena merekalah yang menyebabkan semua ini terjadi. 

Setelah peserta merasakan berbagai emosi negatif yang berasal dari “masa depan” karena mereka tidak berhasil mencapai goal, peserta dibawa kembali ke masa sekarang dan diberi sugesti, “Ini semua belum terjadi. Anda bisa mengubah situasi ini.”

Dari sudut ilmu pikiran, pelatihan seperti ini sangat berisiko. Walau telah diberi sugesti “Ini semua belum terjadi”, di pikiran bawah sadar peserta semuanya telah terjadi. Emosi yang dirasakan, walau seolah-olah berasal dari masa depan, sebenarnya dirasakan di masa sekarang karena pikiran hanya mengenal satu waktu, sekarang. 

Di sesi lainnya, seperti yang saya saksikan di video itu, para peserta diminta untuk menuliskan target atau impiannya di atas foto orang yang sangat mereka kasihi. Kemudian mereka diminta untuk berjanji pada orang ini bahwa mereka akan melakukan apapun untuk bisa mencapai goal ini. Trainer meminta peserta mengucapkan janji ini berkali-kali, bahkan sambil berteriak. 

Setiap kali peserta berteriak, emosi yang terlibat juga semakin intens dan ini secara otomatis menempatkan peserta dalam kondisi trance yang dalam. Apalagi dengan diprovakasi bahwa mereka tidak serius dengan janji mereka. Provokasi ini terus dilakukan hingga sampai satu titik di mana peserta tampak histeris. 

Salah satu peserta bahkan berteriak histeris, sambil menangis dan memeluk foto anaknya, berkata, “Papa pasti berikan apapun yang kamu minta.” Sekilas sugesti diri ini tampak sangat bagus. Namun, dalam jangka panjang akan tidak baik bagi peserta ini. Akibat sugesti yang masuk ke pikiran bawah sadarnya dalam kondisi trance yang dalam, dengan emosi sangat intens, di masa depan ia tidak akan bisa atau sangat sulit menolak permintaan anaknya, walau sebenarnya ia tahu ini tidak baik atau tidak boleh. 

Apakah penguatan negatif bisa meningkatkan penjualan? Tentu sangat bisa. Pelatihan ini tentu sangat mendorong peserta untuk bersungguh-sungguh melakukan kerja atau upaya untuk mencapai goal. Yang perlu diperhatikan dan disayangkan adalah dorongan atau motivasi untuk berhasil dilandasi dengan emosi negatif seperti takut, khawatir, malu, dan terutama perasaan bersalah. Ini bukanlah cara bijak untuk menimbulkan motivasi internal. 

Bila ternyata goal berhasil dicapai maka program yang telah ditanamkan di pikiran bawah sadar peserta pelatihan dengan penguatan negatif, yaitu keluarganya akan menderita bila ia tidak mencapai goalnya, dan berbagai emosi yang menyertai visualisasi ini bila ia gagal, seperti perasaan takut, cemas, sedih, menyesal, dan bersalah, tidak akan ia alami. 

Apakah mungkin peserta tidak berhasil mencapai goalnya walau telah dibantu dengan pemberian sugesti atau pemrograman pikiran bawah sadar? Jawabannya, “Sangat mungkin.”

Data atau program yang telah berhasil masuk atau dimasukkan ke pikiran bawah sadar tidak berarti pasti bekerja seperti yang diharapkan. Program ini akan bersaing dengan program lain yang telah lebih dulu ada di pikiran bawah sadar. Kekuatan masing-masing program ini akan menentukan perilaku atau tindakan seseorang. Bila program baru lebih kuat dari program lama maka peserta akan bertindak seperti yang mereka inginkan, sejalan dengan tujuan pelatihan. Bila program lama lebih kuat maka peserta tidak akan mengalami perubahan berarti.

Apa yang akan terjadi bila ternyata mereka tidak berhasil mencapai goal itu? Yang terjadi adalah bisa saja keluarganya tidak menderita seperti yang dibayangkan. Keluarganya baik-baik saja. Namun…. skenario yang pernah ditanamkan di pikiran bawah sadarnya tetap akan berjalan. Walau dalam kondisi riil keluarganya baik-baik saja namun di pikiran bawah sadar semuanya bisa terjadi persis seperti yang telah diprogramkan karena ia gagal mencapai target. Ini tentu akan sangat tidak baik dan merugikan hidup peserta pelatihan ini. 

Saya bisa memahami alur pikir trainer ini yang mendasari pelatihannya pada pemikiran bahwa motivasi dan perilaku manusia didorong oleh dua kebutuhan dasar yaitu menghindari rasa sakit (pain) dan mengejar rasa senang (pleasure). Ini adalah pandangan behavioristik yang belum tentu cocok diterapkan pada setiap orang dan dalam setiap situasi. 

Manusia adalah makhluk berakal budi. Ada cara lain yang lebih bijak, menurut hemat saya, untuk memotivasi seseorang untuk bertindak dan maju. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kesadaran diri, kebermaknaan hidup, dan menemukan hasrat (passion) dan tujuan hidup yang sesungguhnya.    

Selasa, 07 Februari 2017

Hati itu seperti batang air di tangan Tuhan, dialirkan ke mana Dia inginkan.


Image result for beautiful waterfalls



Mau menulis....
Khusus buat yang pesan post ini, tapi tidak tau apa yang harus ditulis, sister.
Waktu awal bikin blog ini, niatnya hanya buat curhat dan posting yg ngeroh2, haha.
Sudah coba berdoa, tapi ga dapat apa2 :P

Mungkin karena pikiranku sudah dipenuhi oleh bayangan2 foto yang di bbm tadi :)

Sekarang cuma bisa bilang, I love you.
Everything will be okay.

Tau kenapa istri lot tidak berada bersama dengan lot selamanya?
Sederhana.
Karena dia berbalik dan memandang ke belakang.

Saat Tuhan menggerakkan segala sesuatu untuk membuat kita pindah, berbalik dan terus melihat ke belakang akan mencegah kita memandang apa yang ada di depan yang Dia rancangkan bagi kita.

Sering yang di depan memang terlihat sangat menakutkan.
Dan kita lebih senang memandang ke belakang.
Memories itu manis, sedangkan masa depan yang belum pasti bisa membuat kita gemetar.
Tapi di depan sana, juga tersedia peristiwa2 manis untuk dijadikan memory yang indah.

Semua orang yang menangis hari ini karena tidak mengerti rencana Tuhan, di depan sana, suatu hari nanti pasti berkata,
Tuhan benar... Dia selalu benar.
Apa yang dilakukannya hari ini, bisa tidak dipahami, tapi bisa dipercayai.

Kita pasti akan merindukan masa2 indah itu.
Tapi bukankah pindah ke tempat yang baru, kita bisa menulis kisah yang sama di sana?
Tempat latihan yang baru... tempat berdoa yang baru... tempat menyembah yang baru...
Dan mungkin, seseorang yang baru...
Yang kalau Tuhan tidak memindahkan kita dari tempat yang lama, kita tidak akan berjumpa dengan orang2 (atau satu orang saja) yang Dia maksudkan untuk kita.
Ahaaayyyyyy.
Entah yang terakhir itu karangan atau nubuatan :P

Air Terjun Waktu Itu

Image result for air terjun tinoor



Semuanya tau, aku tidak suka kegiatan yang melibatkan terlalu banyak aktivitas fisik di alam.
Mendaki gunung? Lupakan.
Turun ke air terjun? Lupakan.
Aku tidak bisa memahami sampai detik ini, apa nikmatnya melihat pemandangan alam setelah perasaan ingin pingsan yang muncul dalam prosesnya.
Bagaimana aku bisa menikmati keindahan kalau aku sudah kelelahan?
Dibanding harus bangun pagi2 dan bersiap mendaki gunung, jauh lebih menyenangkan memeluk bantal pink ku, menarik selimut, dan mendengkur... kemudian terbangun karena bau masakan mami :D

Tapi waktu itu.... dan hanya waktu itu.....
Teman2 berhasil juga memaksa aku ke air terjun yang masih lumayan perawan.
Apa maksudnya lumayan perawan? Bukannya hanya ada perawan dan tidak perawan? LOL.
Mungkin maksudku dengan lumayan perawan itu, sudah tidak perawan tapi masih sempit saja, huahauahaua.
Berasa seperti perawan. Hahahahaha...
Tapi iya, air terjun itu benar-benar masih berasa perawan (aku kok jadi ngomong kayak cowok?) *lupakan.

Sebelum makin menjadi, ini jalan menuju air terjun yang gambarnya aku post di atas:

 Image result for air terjun tinoor


Gank kampus yang memaksa aku ke sana, dan ujung2nya sempat nyaris menjadi kasus karena kami membawa 2 orang dosen MUDA dan GANTENG dari luar negri ke area berbahaya itu.

Malam sebelum hari itu, hujan turun lumayan deras dan lama.
Pagi hari, kami menempuh perjalanan yang sangat sukar karena tanahnya menjadi licin.
Yang di foto itu, belum apa2. Ada bagian dari perjalanan itu yang sangat berbahaya.
Jalan yang lebarnya hanya setengah meter, licin, curam, dan sebelahnya jurang.

Dan aku tergelincir.
Jatuh ke jurang.
Untung masih sempat tersangkut di bebatuan yang tumbuh agak tajam di tebing.
Lalu salah seorang dosenku yang ganteng menyelamatkan aku.
Aku tau itu so sweet...
Tapi sama sekali tidak sweet saat itu terjadi. Percayalah.

Perjalanan dilanjutkan.
Ketemu lagi lokasi yang agak rawan.
Mungkin sebenarnya aman saja.
Tapi ketakutanku karena jatuh itu membuat aku sama sekali tidak mampu melangkah.
Semua motivasi kawan2ku tidak mampu membuatku bergerak.

Tapi pada saat aku mengangkat wajahku, sahabatku yang sudah lebih dulu melewati rintangan itu menatap langsung ke mataku dan penuh keyakinan berkata,
"Petra, Tuhan tidak akan membiarkanmu mati."
Dan aku pun melangkah.

Sejak saat itu, setiap kali aku menghadapi berbagai peristiwa yang luar biasa menyesakkan dan merasa tidak ada seorangpun bersamaku, termasuk menghadapi semua persoalan dan rasa sakit,  aku kembali ke peristiwa itu, untuk mendengar kembali sahabatku yang mengatakan dengan segenap hatinya,
"Petra, Tuhan tidak akan membiarkanmu mati."