Minggu, 26 Februari 2017

Indah, dad.

Beberapa hari terus merenung apa yang dibilang daddy.
Hidup tanpa beban...
Nyaris tidak pernah stress untuk alasan apapun juga.
Palingan kecewa sejenak.

Itu indah, dad.
Membayangkan saja ada sebuah keadaan yang seperti itu, setengah beban terasa terangkat.

Dulu, beberapa kali melihat daddy pulang lho.
Ruangan itu penuh sesak dengan orang...
Yang wajar saja karena dirimu memang sangat terkenal.
Aku masuk dengan sangat sulit sampai di dalam, saking banyaknya orang.
Untung ada beberapa orang prancis yang mengenali aku, dan keliatan rada surprise dengan kehadiranku, langsung memberi jalan masuk sampai ke dalam.

Tapi peristiwa itu terjadi setelah bertahun-tahun lamanya aku ga balik kampung.
Kalo sekarang sih belum juga genap 1 tahun bertualang ke luar.

Jadi ku pikir, sebelum hari itu datang, aku harus terus berada di dekatmu. Untuk mempelajari semua yang bisa aku pelajari darimu.
Untuk mewarisi hikmatmu. Dan hatimu.

Lakukan apa yang menjadi bagianku, dad? Sisanya biar diselesaikan oleh orang lain pada waktu Tuhan?
Yah, you're really my dad.
Tanpa dibilang pun, kau tau sekeras apa aku melakukan berbagai perjuangan.
Tapi itu double meaning dad.
Aku ga tau apa itu maksudmu tentang visi pelayananku, atau tentang visi rumahtanggaku. Huahauahaua.
Dan bertanya padamu pun, kau tidak akan pernah memberi jawaban yang aku inginkan.
17 tahun jadi your sweet daughter, ku rasa aku lumayan mengenalmu ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar