Rabu, 22 Februari 2017

Anak Kesayangan Tuhan 01

Image result for wounded heart






Image result for wounded heart



“Anak kesayangankah gerangan Efraim bagiKu atau anak kesukaan? Sebab setiap kali Aku menghardik dia, tak putus – putusnya Aku terkenang kepadanya; sebab itu hatiKu terharu terhadap dia; tak dapat tidak Aku akan menyayanginya, demikianlah Firman Tuhan”
(Yeremia 31 : 20)


Anak kesukaan dan anak kesayangan bisa dengan mudah aku jelaskan dengan kisah ku sendiri :)

Di pelayanan salah satu gereja lokal dulu, sebuah gereja sel yang sangat berkembang dan terkenal hari ini, aku punya banyak sekali anak rohani.
Dua dari mereka katakanlah yang satu namanya Jaqline, yang satu namanya Fay.

Jaqline adalah anak cewek yang cantik, sangat manis, dengan cara berbicara yang lemah lembut, dan penuh penundukan diri pada pemimpin. Dan lebih dari semuanya, sangat sangat mencintai aku.
Dia bukan hanya akan menaati semua yang aku perintahkan, dia juga akan melakukan semua pekerjaan yang aku tugaskan dengan segenap kekuatannya.
Dia bisa mondar mandir ke daerah perintisan karena aku membutuhkan seseorang untuk menangani beberapa pekerjaan yang tidak bisa ku tangani sendiri... 3 jam perjalanan naik motor, balik ke kota 3 jam lagi, perempuan seorang diri, untuk mengurus hal2 yang her mom tidak mampu lakukan saat itu.
Dia sangat senang melakukan apapun yang aku inginkan.
Buat dia, bisa meringankan pekerjaanku adalah kebahagiaan.

Pernah satu kali di gereja, selesai rapat para gembala, aku waktu itu memegang 2 daerah perintisan, ditambah 1 bagian khusus para orang2 tua (yang membuat aku dipanggil mommy sama ibu2 usia 50-60an, padahal waktu itu aku baru 22 tahun, doh.).
Aku tiba2 nyeletuk gini di depan anak2...
Duh mami laper nih. Tapi ga mau makan nasi. Pengennya ngemil apel hjau :D

Semua sahabat2 terdekatku tau, jangan pedulikan celetukan2 Petra yang seperti itu.
Detik ini bilang pengen apel hijau, 15 menit kemudian akan berubah jadi stoberi, dan 15 menit kemudian akan berubah jadi juice oreo. Huahuahauahau.

Mulai sore, aku masih di gereja, nongkrong sambil gangguin gembala2 yang lain, dan sempat tidur juga di kamar yang biasa dipake tidur pemimpin pendoa syafaat nasional, wahahahaha. CEWEK.
Karena sudah mulai sore, beberapa anak malah sudah mulai kembali ke gereja, karena aku mengadakan kelas pelatihan kepemimpinan khusus untuk anak muda.
Tapi Jaqline belum datang.

Di gereja itu, banyak tingkatan kepemimpinan. Sangat berlapis2, untuk memastikan bahwa setiap orang, setiap, ter-followup dengan baik. Sehingga tidak ada satu orang pun yang akan terlewatkan. Tidak ada satu orang pun yang terlepas dari perhatian kita.
Supaya setiap anak muda, urusannya diketahui oleh kita.
Masalah di keluarganya, di sekolah, di pergaulan, semua bisa kita ketahui... sehingga kalo ada yang mau bunuh diri, atau aborsi anak, atau ga mau sekolah, atau ga bisa sekolah karena ga mampu keluarganya, atau menjadi korban kekerasan rumahtangga, bisa tertangani dengan baik dan cepat.
Jadi misalnya aku gembala satu daerah,
di bawahku ada gembala2 per wilayah... satu wilayah biasanya dibagi per beberapa sekolah, per beberapa tempat pergaulan, bahkan per beberapa cafe.
Jadi ada gembala wilayah untuk cafe2 di lokasi A. Tanggungjawabnya mengurus anak2 yang hobi nongkrong di seputaran cafe2 itu.
Kurleb begitu.
Di bawah gembala wilayah itu, ada juga pemimpin2 per beberapa kelompok. Di bawahnya ada pemimpin per kelompok. Di bawahnya lagi ada pemimpin untuk 2-3 orang :)
Itulah mengapa 600 anak muda, meskipun aku tidak kenal dekat satu per satu, tapi aku tau karakter dan potensi, dan masalah yang mereka hadapi di dunia nyata mereka.
Karena aku mempelajari ribuan laporan dari puluhan pemimpin di bawahku.
Ok cukup.
Lanjut yang tadi.

Sore itu aku mengadakan kelas pelatihan kepemimpinan anak muda yang berada di bawah penggembalaanku (baca: di bawah perintahku LOL).
Mengapa dipisahkan dengan kepemimpinan dewasa?
Karena cara memimpin anak muda itu 100% berbeda dengan cara memimpin orang dewasa.
Aku tidak tau bagaimana cara memimpin orang dewasa. Mereka lebih bikin aku sakit kepala dibanding anak2 muda.
Kelas itu pada dasarnya untuk sekedar ngajarin pemimpin2ku gimana menangani ABGs. Itu saja sih intinya.
Lalu beri mereka taktik dan strategi bagaimana menangani ABG's kelas 5 sd sampe 6 sd. Hey, anak kelas 5 sd itu sudah ABG... percayalah padaku.
Aku tidak pernah menemukan ada ABG yang tidak tergila2 padaku, apalagi yang usia kelas 5 sd sampai smp, huahauahauahau. Mereka bahkan menuruti perkataanku lebih dari menuruti perkataan ortu mereka, wahahahahaa...
Dan itu juga sebabnya mengapa di usia 22 tahun, begitu banyaknya orangtua yang senang menitipkan anak kelas 6 sd-nya ke aku. huh.

Sudah mau mulai, tinggal 20 menit lagi, si Jaqline belum datang.
Semua pemimpin yang persis berada di bawah aku langsung, aku wajibkan datang 1 jam sebelum kelas kepemimpinan dimulai.

Aku langsung telp dia:
"Jaqline di mana?"
"Bentar mom... ini lagi sama papa di supermarket, sudah mau selesai kok di kasir. Lagi beli apel."
"oh okay."

Sangat bisa ditebak, aku sudah lupa urusan apel hijau siangnya itu.
Karena pikiranku sudah berpindah ke kelas pelatihan, dan aku sudah siapkan banyak coklat untuk anak2ku :D
Aku pikir apel itu buat papanya.

Ga lama Jaqline sampe.
Dengan muka berbinar2 nyodorin sebungkus penuh apel hijau, "ini mommy..".
Tiba2 aku teringat yang tadi siang...
Sebuah perasaan hangat menyelinap di hatiku :)
Aku bilang, "Jaqline ga perlu beliin apel buat mami..."
Dia ketawa dan menjawab, "u r my mom."

Dan dia memang selalu seperti itu.
Dia adalah anak kesukaanku.

Tapi Fay berbeda.
Fay tidak pernah melakukan apa yang dilakukan oleh Jaqline.
Dan aku perlu menariknya di telinga untuk memastikan apa yang aku katakan, dia pahami dengan baik.
Aku perlu mengulang apa yang aku inginkan dengan tegas berkali-kali, dan mengatakan dengan jelas, bahwa I really mean it. Dan sebaiknya dia melakukan apa yang aku katakan, karena aku tidak mau mengeluarkan dia dari team, dan kalo tidak mau mendengar, aku akan terpaksa melakukannya.

Fay tidak akan membawakanku apel hijau. Malah begitu lihat Jaqline bawain apel hijau, dia ledekin Jaqline, katanya jaqline bener2 anak mommy Petra, lalu mengambil apel yang dibawa Jaqline, mengeluarkan pisau, dipotong2 apelnya, dan langsung dibagikan ke semua anak2.
Jadi anak2ku ngemil apel hijau selama kelas kepemimpinan berlangsung.
Aku cuap2 di depan, dan mereka ngemil apel sambil ngedengerin aku. huh.
Lalu Jaqline diam2 sakit hati sendiri, karena buat dia, hanya mami Petra yang boleh makan apel itu.
Meskipun aku mengerti hal itu, aku tidak mungkin melarang Fay membagikannya pada semua anak2.

Fay sering membuat aku marah, dan aku kesulitan berurusan dengan keras kepalanya.
Tapi aku sangat menyayangi dia.
Meskipun kadang aku merasa dia memanfaatkannya.
Iya, Fay adalah anak kesayanganku.
Dia bisa melakukan apa saja, dan dia tetap akan membekas di hatiku.
Dari semua anak2, aku punya begitu banyak anak kesukaan, tapi hanya ada satu anak kesayangan.

Dan suatu hari, anak kesayangan itu akhirnya melakukan sebuah kesalahan, dan membuat aku terluka.
Aku memilih melupakan dia dan tidak memasukkan dia lagi ke dalam hidupku.
Bahkan beberapa kali dia berteriak I miss u mommy di semua medsos ku. Aku tidak menjawab.
Bahkan dia bikin sebuah artikel sangat menyentuh hati, dipublish di medsos dia untukku, dan dikomentari oleh banyak anak2... aku tetap tidak bergeming.
Aku tidak menjawab dia.
Apakah aku berhenti menyayangi dia? Tidak.
Sampai aku mengetik ini pun, dia tetap anak kesayanganku.

Aku hanya merasa tidak tepat saja menjawab dia.
Setidaknya untuk hari2 ini.
Tidak tau besok.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar