Minggu, 19 Februari 2017

The interesting thing called point of view..

Aku pelan2 akhirnya mulai berhasil mengubah pola pikir dan cara pandangku tentang kehidupan pernikahan ini.
Sangat sulit melakukannya karena pada dasarnya aku termasuk jenis perempuan yang 1/2 hidup di fairytale :)

Aku akhirnya mampu memisahkan diriku dengan berbagai macam memories indah di belakang sana, dan pelan2 mulai berpikir dengan cara yang berbeda.

Akhirnya sadar mengapa sakit hati tidak pernah berakhir, dan menangis sepanjang waktu seperti sudah menjadi kebiasaan yang sangat ku nikmati, sigh.
Karena cara aku memandang hidup ini mungkin keliru.

Aku akhirnya dengan susah payah belajar menerima bahwa yah, keadaannya memang seperti ini. Keadaaan dia memang seperti itu. Dan hubungan di antara kita itu sudah parah dan rusak, sama sekali tidak sehat secara emosi dan nalar.
Dan rupanya semakin cepat aku bisa menerima hal itu sebagai kenyataan, akan semakin mudah bagiku melangkah keluar dan memperbaiki hidup ini :)

Aku mulai bisa menempatkan diriku sebagai orang yang bertanggungjawab penuh akan hidupku sendiri, juga emosi2ku.
Bertanggungjawab penuh mau ku bawa ke mana hidup ini, impian seperti apa yang sungguh2 ingin ku kejar di depan sana, dan apakah aku sungguh2 rela membayar harga demi apa yang ingin aku capai itu.

Bertanggungjawab penuh dengan kehidupan El Rapha,
bertanggungjawab penuh dengan segala impian yang aku miliki atas anak itu, juga bertanggungjawab penuh untuk mengurus orangtuaku sendiri dan membuat mereka bahagia dan puas di hari tua,
meskipun aku juga tau bahwa di satu titik,
kebahagiaan itu adalah apa yang kita putuskan terjadi di dalam hati kita dan bukan apa yang terjadi di luar sana pada kita.

Lalu aku mulai berhenti menangis.
Mulai mampu mengendalikan sakit hati yang selalu aku rasakan setiap ada peristiwa2 yang membuat aku merasa tidak dipedulikan :)

Setelah merenung sejenak, akhirnya tau kenapa aku selalu menangis saat aku harus bertanggungjawab untuk banyak hal di rumah, dan dia tidak mempedulikan apapun.
Karena di pikiranku, seorang suami yang baik harusnya tidak membiarkan istrinya kelelahan dan kebingungan, dan lelah hingga jatuh sakit dalam hidup yang keras.
Seorang suami yang baik, harusnya jadi sumber solusi segala persoalan yang tidak bisa dipecahkan istrinya, dan bukan bahkan tidak mau memikirkannya sama sekali.
Seorang ayah yang baik, adalah seseorang yang memperhatikan anaknya sedemikian rupa, membanjirinya dengan kasih sayang dan perhatian, menjadi teladan yang baik, be his child's superhero, menjadi seseorang yang bisa dibanggakan anaknya, bukan tidak peduli sama sekali apa yang akan terjadi dengan anaknya.
Seorang ayah yang baik akan melindungi anaknya dari segala sesuatu yang jahat, dan mengajari anaknya menjadi bijak sama seperti dirinya.

Dan saat semua itu jauh dari yang aku harapkan, aku kecewa, dan terluka, dan terus menangis tanpa henti.

Tapi tadi malam, sesuatu berubah.
Tiba2 untuk pertama kalinya aku akhirnya bisa memutuskan dengan sadar, bahwa paradigma harus berubah.
Aku adalah orang yang bertanggungjawab sepenuhnya dengan hidupku, dengan orangtuaku, dan dengan El Rapha.
Karena itu satu2nya cara, supaya aku tidak kecewa.
Itu satu2nya cara menghentikan semua airmata ini.

Jadi pada waktu aku kebingungan saat projects yang jalan ditunda bayarnya sama semua orang (haha), dan aku perlu 19jt untuk bayar uang sekolah rapha as soon as possible, sementara aku masi ga boleh keluar rumah sama sekali (kasian bener),
aku sudah bisa tertawa tanpa airmata sama sekali, karena tidak ada lagi perasaan "diabaikan" "tidak dipedulikan" "suami ga tanggungjawab" dsb itu.
yang ada hanyalah,
aku yang bertanggungjawab untuk segala sesuatu, c'mon Petra... you're a money genius.
Let's find a way :)

Btw, kemaren jalan bentar ke rumah tetangga, ngambil batang2 mawar buat di-stek. Pulangnya, hampir jatuh, pusing tiba2. Malamnya langsung demam dan mengigil kedinginan.
Please Lord, keep me save, keep me save.




Image result for all things sweet all the truth all the good things think about those things

Tidak ada komentar:

Posting Komentar