Selasa, 07 Maret 2017

Frozen


Image result for ice castle frozen





Bokap ga tahan hidup susah sama gw.
Tingkat kepuasan dia yang sulit dipenuhi, ditambah ogah ninggalin gaya hidup hura2 bersama teman2nya itu, membuat dia terus mengeluh untuk segala hal yang patut disyukuri.

Kurang apa yang gw kasi?
Bukankah begitu nyampe sini, gw kasi kalian tinggal sebulan di hotel berbintang?
Lalu kemudian gw pindahin ke villa di salah satu lokasi terelit di bali?
Dengan kolam renang pribadi, dan bath tub di tiap kamar?
Dengan 3 orang pembokat?
Kurang apa?

Tapi ternyata project gw di kampung kalian ga peduliin, dan gw rugi belasan juta.
Dan bukan masalah belasan juta atau ratusan juta.
Tapi kalian ga nganggap gw. Kalian pikir gw begitu mudah dapet duit, jadi ga apalah kalo hanya belasan juta kalian buang.

Ngotot dengan project di sini.
Nyaris berantem besar antara gw dan mami, karena merasa bahwa gw hanya anak kecil yang ga tau bisnis apapun, dan kami semua harus menurut apapun yang papi putuskan.
Hasilnya?
Kalian mengambil pinjaman sangat besar ke orang2 lain mengatasnamakan aku.
Dan memutuskan sembarangan semua project yang aku handle.
Lalu membiarkan aku bertanggungjawab untuk segala sesuatu.

Lalu gw memutuskan untuk memindahkan tempat tinggal ke tempat yang lebih bisa gw bayar, tapi dengan fasilitas yang sama persis, hanya lebih murah karena lokasinya bukan di the most premium location.
Sama saja.
Tetap mengeluh.

Setiap hari mengeluh karena makanan "seadanya" yang gw sediain di rumah.
Maunya mungkin makan di resto setiap hari, yang sekali makan kita selalu ngabisin 700rb.

Dan di puncak keluhan2 itu, papi merengek2 minta pulang kampung.
Gw iyain.
Gilaaaa... gw sakit berbulan2 karena frustasi dengan hidup!
Tiket pesawat sudah dibeli.
Sekarang kerjaannya ngepacking sepanjang hari.

Tiba2 hari ini papi menangis.
Menangis menjadi-jadi.
Sadar bahwa dia akan meninggalkan kami di saat2 yang sangat menyesakkan bagi kami.
Tiba2 sadar bahwa dia meninggalkan kami di saat di mana kami sangat membutuhkan dukungan dari siapapun juga.

Mami menangis melihat papi nangis.
Tapi aku hanya tersenyum, kalau tidak bisa dibilang tertawa.

Aku tidak peduli.

Hatiku sudah beku saat aku tau, dia benar2 ingin pulang karena situasi di sini terlalu menyesakkan.
Hatiku sudah beku saat aku sadar, dia hanya ingin bersama denganku di saat2 aku memenuhi semua yang dia mau.
Dan meninggalkanku di saat2 seperti ini.

Aku tidak punya suami.
Aku juga tidak punya orangtua.
Dan bahkan aku sudah kehilangan seseorang yang pernah berjanji menjagaku seumur hidup.

Dan airmata, tidak semudah itu mencairkan hatiku yang beku.





The snow glows white on the mountain tonight,
not a footprint to be seen.
A kingdom of isolation and it looks like I'm the queen.
The wind is howling like this swirling storm inside.
Couldn't keep it in, Heaven knows I tried.
Don't let them in, don't let them see.
Be the good girl you always have to be.
Conceal, don't feel, don't let them know.
Well, now they know!
Let it go, let it go!
Can't hold it back any more.
Let it go, let it go!
Turn away and slam the door.
I don't care what they're going to say.
Let the storm rage on.
The cold never bothered me anyway.
It's funny how some distance,
makes everything seem small.
And the fears that once controlled me, can't get to me at all
It's time to see what I can do,
to test the limits and break through.
No right, no wrong, no rules for me.
I'm free!
Let it go, let it go.
I am one with the wind and sky.
Let it go, let it go.
You'll never see me cry.
Here I'll stand, and here I'll stay.
Let the storm rage on.
My power flurries through the air into the ground.
My soul is spiraling in frozen fractals all around
And one thought crystallizes like an icy blast
I'm never going back; the past is in the past!
Let it go, let it go.
And I'll rise like the break of dawn.
Let it go, let it go
That perfect girl is gone
Here I stand, in the light of day.
Let the storm rage on!
The cold never bothered me anyway...

now, the petition.

Image result for standing in the promise



Tuhan, aku tidak bisa lagi melanjutkan pernikahan ini.
Dan aku tidak bisa memberiMu alasan.
Bukan semata-mata karena aku kecewa.
Atau karena merasa kesepian.
Baik kesepian secara emosi, maupun kesepian dalam arti yang jauh lebih dalam.
Bukan juga karena aku menuntut terlalu banyak dalam sebuah hubungan.
Atau karena aku mengkhianati cinta maupun janji yang dulu aku lakukan di depanMu.

Tapi semata-mata karena aku tidak mau lagi.

Begitu banyak temanku yang menasihati aku panjang lebar tentang pernikahan, dan tentang semua hal buruk yang mungkin terjadi di dalamnya. Dan bagaimana kita harus tetap bertahan dalam anugerah Tuhan. Dan terus berjuang.

Tapi itu sama sekali bukanlah alasannya.
Alasannya hanya sesederhana, bahwa aku satu2nya yang berusaha mempertahankan ini semua. Dan yang berjuang untuk kehidupan.

Tuhan, pikirku kalau hanya aku sendiri yang berpikiran seperti ini, mungkin sekali aku harus banyak mempertimbangkan kembali. Sebab bisa jadi ini hanya emosiku yang bermain sesaat, atau ketidakmampuan aku beradaptasi dengan karakter orang lain.
Tapi kalau seluruh keluargaku juga melihat hal yang sama, semua sahabatku melihat hal yang sama, bahkan orang yang tidak mengenal kami bisa mengambil kesimpulan yang sama, lalu bagaimanakah aku bisa terus membela perasaan emosionalku dengan mengatakan bahwa ini semua bisa diperbaiki dengan mudah?

Karakterku yang nyaris tidak pernah menyerah dengan siapapun, yang menjadikan aku orang paling tangguh menghadapi orang2 paling sulit di hadapan semua orang, membuat semua keputusan ini terasa lebih berat.

Tapi mungkin aku harus menyerah.
Menyerah dengan seseorang, supaya Tuhan tidak menyerah denganku, tidak menyerah dalam usahaNya membuat aku bahagia.

Sebuah perjanjian tidak pernah dimaksudkan untuk ditepati hanya oleh satu orang.
Sebuah pernikahan tidak pernah dimaksudkan hanya untuk diusahakan oleh satu orang saja.

Hari ini, tanggal 7 maret.
Aku akhirnya memberanikan diri mengajukan sebuah petisi di hadapanMu.

Berikanlah aku pendamping yang baru.
Aku ingin seseorang yang bisa menjadi ayah yang baik bagi El Rapha dan bagi anak2 perempuan kami. Menjadi ayah yang memenuhi figur bapa yang baik bagi anak2, supaya anak2ku bisa melihat diriMu di dalam dia.
Berikanlah aku seseorang yang mampu mendampingi aku mengejar dan memenuhi visi2 mustahil itu.
Yang mampu mengangkat pedangnya dengan kuat, dan berperang dengan gagah perkasa.
Yang bisa tetap mempertahankan hikmatnya saat aku kehilangan kewarasanku.
Yang bertahun-tahun lamanya sudah Tuhan bentuk di dalam masa2 kesesakan.
Namun yang tidak kehilangan harapan... dan yang terus mampu menjaga sukacitanya.. supaya dia mampu menyalakan sukacitaku di malam yang kelam.
Dan seseorang yang tidak bisa mencapai potensi maksimalnya tanpa aku di sampingnya.
Seorang kawan terbaik, seseorang yang di hadapannya aku bisa menjadi jujur seperti kepadaMu, tanpa takut dihakimi.
Seseorang yang tidak bisa aku kalahkan.

Seseorang yang bila aku tiba di ujung usiaku, aku bisa mengatakan dengan bangga pada semua orang, bahwa akhirnya aku tau...
Bahwa Tuhan sendiri yang menulis kisah cintaku.

Minggu, 26 Februari 2017

Indah, dad.

Beberapa hari terus merenung apa yang dibilang daddy.
Hidup tanpa beban...
Nyaris tidak pernah stress untuk alasan apapun juga.
Palingan kecewa sejenak.

Itu indah, dad.
Membayangkan saja ada sebuah keadaan yang seperti itu, setengah beban terasa terangkat.

Dulu, beberapa kali melihat daddy pulang lho.
Ruangan itu penuh sesak dengan orang...
Yang wajar saja karena dirimu memang sangat terkenal.
Aku masuk dengan sangat sulit sampai di dalam, saking banyaknya orang.
Untung ada beberapa orang prancis yang mengenali aku, dan keliatan rada surprise dengan kehadiranku, langsung memberi jalan masuk sampai ke dalam.

Tapi peristiwa itu terjadi setelah bertahun-tahun lamanya aku ga balik kampung.
Kalo sekarang sih belum juga genap 1 tahun bertualang ke luar.

Jadi ku pikir, sebelum hari itu datang, aku harus terus berada di dekatmu. Untuk mempelajari semua yang bisa aku pelajari darimu.
Untuk mewarisi hikmatmu. Dan hatimu.

Lakukan apa yang menjadi bagianku, dad? Sisanya biar diselesaikan oleh orang lain pada waktu Tuhan?
Yah, you're really my dad.
Tanpa dibilang pun, kau tau sekeras apa aku melakukan berbagai perjuangan.
Tapi itu double meaning dad.
Aku ga tau apa itu maksudmu tentang visi pelayananku, atau tentang visi rumahtanggaku. Huahauahaua.
Dan bertanya padamu pun, kau tidak akan pernah memberi jawaban yang aku inginkan.
17 tahun jadi your sweet daughter, ku rasa aku lumayan mengenalmu ;)

Sabtu, 25 Februari 2017

Daddy

Image result for famous daddy



Awalnya, my Daddy, tiba2 wa, ngomentarin pp yang aku pake di wa.

Dad: Itu cucu dad yang di profile pic?

Petra:
Iya dad, namanya Raphael.

Dad:
Kenapa bukan... (dia nyebut namanya) (karena dad-ku beken bingitz, namanya tidak usah disebutkan.)

Petra:
Hahahaha...

Dad:
Yang kedua saja nanti dinamai .. (dia nyebut namanya).

Petra:
Boleh dad, tapi mo cari dulu siapa papanya. Hahahaha.
(aku nyebut boleh, tapi dalam hati kayaknya ga akan dapat cowok nih dad, aku soalnya sudah berdoa minta anak kembar cewek.)

Dad:
Huuuu... minta digantung.

Petra:
Hahahaha... daddy doain aja anak dad yang ini.
Dad, kalo mo ngaku dosa bole lewat wa ga? :D

Dad:
Ga boleh. Ke pastor paroki kuta.

Petra:
Ga mau ah. Justru karena daddy itu pastor, Petra mau. Itu pun masi mo pikir2 dulu. Haha.

Dad:
Ga selingkuh kan?

Petra:
Tergantung definisi selingkuh :D
Ga.
Selingkuh hati maybe (takut kalo ngaku terang2an, iya, selingkuh hati, badan sih engga (atau belom?) LOL).

Dad:
Bagus. Anak dad ga boleh yang aneh2 ya.

Petra:
Fyi, Petra merit bukan katolik :D Dad dilarang ngomel.

Dad:
Trus agama apa?

Petra:
Hope so. Ga lah. Masi pake akal sehat.
Protestant. Tapi Petra juga males masuk gereja protestan. Haha.
Dad, daddy pernah merasa terluka dengan Tuhan? Petra tanya ini bukan ke pastor.... tapi ke daddy nya Petra.

Dad:
Trus, sudah masuk protestant or remain a catholic?
Never eh.

Petra:
Petra sekarang sih mikirnya ga mau ikatkan diri dengan satu denominasi. well, dulu itu :D daddy nanya Petra protestant, ya Petra bilangnya engga (dan emang ga mau jadi protestant).
Kalo katolik? Petra juga bingung.
Masak sih Petra bisa baca di inet kalo sudah keluar dari katolik mesti ngaku salah baru bisa masuk katolik lagi? Ih ogah.

Dad:
Antara 2 rumah, ta tentu juga antara 2 hati ;)
Iya donk, kan sudah menyangkal?

Petra:
Apa yang disangkal? Tuhan atau gereja?
Bukannya kristen di luar katolik diakui sebagai bagian dari katolik juga? Karena itu babtisannya diterima?
(dalam hati, i got u daddy... sudah lama yah ga bicara dgn anak kesayangan? sudah agak lupa aku agak kritis bahkan nyeleneh? :P )

Dad:
Iman katolik.
Ada yang sama ada yang beda.

Petra:
Kalo iman dad.. bukannya bicara hati, bukan status KTP karena merit hukum indo harus satu agama?

Dad:
Kalo melihat sesuatu atau seseorang dengan otak, maka banyak rasionalisasi, argumen2. Iman bukan soal otak.
(dalam hati: see... si guru besar filsafat, ngomong iman bukan soal otak.. jarang2 lho ini. haha.)

Petra:
Soal hati?
Kalo hatinya Petra tidak menyangkal iman katolik, trus merit masuk protestant karena aturan hukum, itu termasuk menyangkal iman katolik?

Dad:
Hati tidak menganalisis, tapi memahami.
Hati bisa menerima, juga ketika sesuatu tidak masuk akal.
Kalo mau cari duit, pakai otak. Tapi kalo mau bahagia dan hidup tenang, pakai hati sebagai kacamata.
(upzzz...  aduh dad.. itu sih nancep. hahaha)

Sebelum lanjut... mau cerita sedikit.
Aku jadi anaknya daddy ini, sudah sekitar 17 tahun.
Dan dia terkenal sebagai seseorang yang intuisinya sangat kuat.
Banyak sekali orang yang mengidolakan dia.
Dia superhero semua orang.
Sering sekali muncul di koran, tv, dan menjadi pengajar mahasiswa2 s3 di berbagai universitas di Indonesia.
Dan di kalangan khusus, dia terkenal dengan ucapan2 profetik.
Ucapan2 biasa yang sebenarnya mengandung banyak signal spiritual, bahkan signal apa yang akan terjadi di masa depan.
lanjut dulu....

Petra:
Adiknya Petra 5 tahun yang lalu meninggal. Petra merasa itu semua salahnya Petra. Sampai hari ini Petra berpikir dia mati karena Petra.
Itu awalnya Petra sangat terluka dengan Tuhan.
Tapi nantilah cerita2.
Itu juga kenapa Petra tanya apa daddy pernah terluka dengan Tuhan.
Seseorang yang full time bekerja untuk Tuhan belum tentu tidak pernah terluka dengan Tuhan.

Dad:
Daddy kebetulan hampir tidak pernah stress dengan alasan apapun. Tidak ada alasan untuk terluka dengan Tuhan.
Dengan orang lain saja, daddy tidak biasa terluka, palingan kecewa sesaat. Jadi hidup tanpa beban.
Hanya pernah terbeban ketika kehilangan jejak Petra :D

Petra:
Jiahahahaha..
Bagaimana caranya bisa begitu?

Dad:
Yakinlah bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna.
Maka jangan pernah menghendaki sesuatu yang sempurna.
Jangan cari jodoh yang sempurna, tidak pernah ada.
Semakin cari yang sempurna, semakin banyak stress, kecewa.
Terimalah hidup apa adanya, jalani bagianmu dengan setia, selebihnya akan diselesaikan oleh yang lain pada waktuNya.
Ok, nanti dad ke Bali cerita yah.
Besok pagi dad mo ke paroki.

Petra:
Oke deh. Nite daddy.

Dad:
Nite Petra.

Jumat, 24 Februari 2017

Fly Fly Fly

Image result for burung pipit kecil



Tuhan, aku menantiMu.
Sebab Kau lah damai di hatiku.

Aku ingin sekali menanggalkan pakaian kabungku, dan menarikan tarian sukacitaku.
Bersorak sorai dan mengenakan kembali mahkota kemuliaanku.

Seperti burung pipit yang kecil yang selalu dikasihi.

Kamis, 23 Februari 2017

Anak Kesayangan Tuhan 02



Image result for God's favorite girl



Dan aku selama ini menganggap diriku adalah anak kesayangan Tuhan, bukan anak kesukaan.
Ada banyak sekali orang yang luar biasa mencintai Tuhan di luar sana dibandingkan aku.
Terlebih ada banyak sekali orang dengan mudahnya taat pada Tuhan, dibandingkan aku yang punya banyak pemberontakan.
Bahkan jika sekalipun aku tau benar bahwa itu Tuhan yang bicara, aku masih akan membantah. Bahkan membantah untuk bertahun-tahun, seakan aku lebih tau dari Tuhan.

Dan di dalam kesesakan ini, saat tidak punya seorangpun untuk berbicara, akhirnya pilihan terakhir, berusaha curhat pada seorang teman cewek, sebagai caraku untuk menjaga kewarasan pikiranku...

Teman yang baik itu mengingatkan aku tentang hal ini.

"Petra, kamu itu adalah anak kesayangan Tuhan.
Kamu dipaksa melewati semua hal ini, karena hanya kamu yang bisa melewatinya.
Karena hanya kamu yang bisa melakukan hal2 yang tidak bisa dilakukan oleh orang2 lainnya.
Jangan menyerah...
Waktu kelegaan itu pasti akan datang.
Kalau ada orang yang mampu melewati semua ini, Tuhan tau, bahkan aku pun tau, bahwa kamu lah orangnya.
Jangan lupakan, bahwa kamu itu adalah anak kesayangan Tuhan."

Reputasi temanku itu, adalah jaminan bahwa apa yang dia ucapkan adalah kesungguhan, dan bukan hanya sekedar untuk membuat aku merasa termotivasi.

Dan perkataannya itu membuat aku merenung...
Benarkah aku anak kesayangan Tuhan?
Apakah aku masih anak kesayangan Tuhan?

Karena sepertinya sudah mau 5 tahun aku melupakan itu.
Sejak aku berteriak di hadapan Tuhan memohon adikku diselamatkan, dan Dia tidak mau menjawabku.

Rabu, 22 Februari 2017

Anak Kesayangan Tuhan 01

Image result for wounded heart






Image result for wounded heart



“Anak kesayangankah gerangan Efraim bagiKu atau anak kesukaan? Sebab setiap kali Aku menghardik dia, tak putus – putusnya Aku terkenang kepadanya; sebab itu hatiKu terharu terhadap dia; tak dapat tidak Aku akan menyayanginya, demikianlah Firman Tuhan”
(Yeremia 31 : 20)


Anak kesukaan dan anak kesayangan bisa dengan mudah aku jelaskan dengan kisah ku sendiri :)

Di pelayanan salah satu gereja lokal dulu, sebuah gereja sel yang sangat berkembang dan terkenal hari ini, aku punya banyak sekali anak rohani.
Dua dari mereka katakanlah yang satu namanya Jaqline, yang satu namanya Fay.

Jaqline adalah anak cewek yang cantik, sangat manis, dengan cara berbicara yang lemah lembut, dan penuh penundukan diri pada pemimpin. Dan lebih dari semuanya, sangat sangat mencintai aku.
Dia bukan hanya akan menaati semua yang aku perintahkan, dia juga akan melakukan semua pekerjaan yang aku tugaskan dengan segenap kekuatannya.
Dia bisa mondar mandir ke daerah perintisan karena aku membutuhkan seseorang untuk menangani beberapa pekerjaan yang tidak bisa ku tangani sendiri... 3 jam perjalanan naik motor, balik ke kota 3 jam lagi, perempuan seorang diri, untuk mengurus hal2 yang her mom tidak mampu lakukan saat itu.
Dia sangat senang melakukan apapun yang aku inginkan.
Buat dia, bisa meringankan pekerjaanku adalah kebahagiaan.

Pernah satu kali di gereja, selesai rapat para gembala, aku waktu itu memegang 2 daerah perintisan, ditambah 1 bagian khusus para orang2 tua (yang membuat aku dipanggil mommy sama ibu2 usia 50-60an, padahal waktu itu aku baru 22 tahun, doh.).
Aku tiba2 nyeletuk gini di depan anak2...
Duh mami laper nih. Tapi ga mau makan nasi. Pengennya ngemil apel hjau :D

Semua sahabat2 terdekatku tau, jangan pedulikan celetukan2 Petra yang seperti itu.
Detik ini bilang pengen apel hijau, 15 menit kemudian akan berubah jadi stoberi, dan 15 menit kemudian akan berubah jadi juice oreo. Huahuahauahau.

Mulai sore, aku masih di gereja, nongkrong sambil gangguin gembala2 yang lain, dan sempat tidur juga di kamar yang biasa dipake tidur pemimpin pendoa syafaat nasional, wahahahaha. CEWEK.
Karena sudah mulai sore, beberapa anak malah sudah mulai kembali ke gereja, karena aku mengadakan kelas pelatihan kepemimpinan khusus untuk anak muda.
Tapi Jaqline belum datang.

Di gereja itu, banyak tingkatan kepemimpinan. Sangat berlapis2, untuk memastikan bahwa setiap orang, setiap, ter-followup dengan baik. Sehingga tidak ada satu orang pun yang akan terlewatkan. Tidak ada satu orang pun yang terlepas dari perhatian kita.
Supaya setiap anak muda, urusannya diketahui oleh kita.
Masalah di keluarganya, di sekolah, di pergaulan, semua bisa kita ketahui... sehingga kalo ada yang mau bunuh diri, atau aborsi anak, atau ga mau sekolah, atau ga bisa sekolah karena ga mampu keluarganya, atau menjadi korban kekerasan rumahtangga, bisa tertangani dengan baik dan cepat.
Jadi misalnya aku gembala satu daerah,
di bawahku ada gembala2 per wilayah... satu wilayah biasanya dibagi per beberapa sekolah, per beberapa tempat pergaulan, bahkan per beberapa cafe.
Jadi ada gembala wilayah untuk cafe2 di lokasi A. Tanggungjawabnya mengurus anak2 yang hobi nongkrong di seputaran cafe2 itu.
Kurleb begitu.
Di bawah gembala wilayah itu, ada juga pemimpin2 per beberapa kelompok. Di bawahnya ada pemimpin per kelompok. Di bawahnya lagi ada pemimpin untuk 2-3 orang :)
Itulah mengapa 600 anak muda, meskipun aku tidak kenal dekat satu per satu, tapi aku tau karakter dan potensi, dan masalah yang mereka hadapi di dunia nyata mereka.
Karena aku mempelajari ribuan laporan dari puluhan pemimpin di bawahku.
Ok cukup.
Lanjut yang tadi.

Sore itu aku mengadakan kelas pelatihan kepemimpinan anak muda yang berada di bawah penggembalaanku (baca: di bawah perintahku LOL).
Mengapa dipisahkan dengan kepemimpinan dewasa?
Karena cara memimpin anak muda itu 100% berbeda dengan cara memimpin orang dewasa.
Aku tidak tau bagaimana cara memimpin orang dewasa. Mereka lebih bikin aku sakit kepala dibanding anak2 muda.
Kelas itu pada dasarnya untuk sekedar ngajarin pemimpin2ku gimana menangani ABGs. Itu saja sih intinya.
Lalu beri mereka taktik dan strategi bagaimana menangani ABG's kelas 5 sd sampe 6 sd. Hey, anak kelas 5 sd itu sudah ABG... percayalah padaku.
Aku tidak pernah menemukan ada ABG yang tidak tergila2 padaku, apalagi yang usia kelas 5 sd sampai smp, huahauahauahau. Mereka bahkan menuruti perkataanku lebih dari menuruti perkataan ortu mereka, wahahahahaa...
Dan itu juga sebabnya mengapa di usia 22 tahun, begitu banyaknya orangtua yang senang menitipkan anak kelas 6 sd-nya ke aku. huh.

Sudah mau mulai, tinggal 20 menit lagi, si Jaqline belum datang.
Semua pemimpin yang persis berada di bawah aku langsung, aku wajibkan datang 1 jam sebelum kelas kepemimpinan dimulai.

Aku langsung telp dia:
"Jaqline di mana?"
"Bentar mom... ini lagi sama papa di supermarket, sudah mau selesai kok di kasir. Lagi beli apel."
"oh okay."

Sangat bisa ditebak, aku sudah lupa urusan apel hijau siangnya itu.
Karena pikiranku sudah berpindah ke kelas pelatihan, dan aku sudah siapkan banyak coklat untuk anak2ku :D
Aku pikir apel itu buat papanya.

Ga lama Jaqline sampe.
Dengan muka berbinar2 nyodorin sebungkus penuh apel hijau, "ini mommy..".
Tiba2 aku teringat yang tadi siang...
Sebuah perasaan hangat menyelinap di hatiku :)
Aku bilang, "Jaqline ga perlu beliin apel buat mami..."
Dia ketawa dan menjawab, "u r my mom."

Dan dia memang selalu seperti itu.
Dia adalah anak kesukaanku.

Tapi Fay berbeda.
Fay tidak pernah melakukan apa yang dilakukan oleh Jaqline.
Dan aku perlu menariknya di telinga untuk memastikan apa yang aku katakan, dia pahami dengan baik.
Aku perlu mengulang apa yang aku inginkan dengan tegas berkali-kali, dan mengatakan dengan jelas, bahwa I really mean it. Dan sebaiknya dia melakukan apa yang aku katakan, karena aku tidak mau mengeluarkan dia dari team, dan kalo tidak mau mendengar, aku akan terpaksa melakukannya.

Fay tidak akan membawakanku apel hijau. Malah begitu lihat Jaqline bawain apel hijau, dia ledekin Jaqline, katanya jaqline bener2 anak mommy Petra, lalu mengambil apel yang dibawa Jaqline, mengeluarkan pisau, dipotong2 apelnya, dan langsung dibagikan ke semua anak2.
Jadi anak2ku ngemil apel hijau selama kelas kepemimpinan berlangsung.
Aku cuap2 di depan, dan mereka ngemil apel sambil ngedengerin aku. huh.
Lalu Jaqline diam2 sakit hati sendiri, karena buat dia, hanya mami Petra yang boleh makan apel itu.
Meskipun aku mengerti hal itu, aku tidak mungkin melarang Fay membagikannya pada semua anak2.

Fay sering membuat aku marah, dan aku kesulitan berurusan dengan keras kepalanya.
Tapi aku sangat menyayangi dia.
Meskipun kadang aku merasa dia memanfaatkannya.
Iya, Fay adalah anak kesayanganku.
Dia bisa melakukan apa saja, dan dia tetap akan membekas di hatiku.
Dari semua anak2, aku punya begitu banyak anak kesukaan, tapi hanya ada satu anak kesayangan.

Dan suatu hari, anak kesayangan itu akhirnya melakukan sebuah kesalahan, dan membuat aku terluka.
Aku memilih melupakan dia dan tidak memasukkan dia lagi ke dalam hidupku.
Bahkan beberapa kali dia berteriak I miss u mommy di semua medsos ku. Aku tidak menjawab.
Bahkan dia bikin sebuah artikel sangat menyentuh hati, dipublish di medsos dia untukku, dan dikomentari oleh banyak anak2... aku tetap tidak bergeming.
Aku tidak menjawab dia.
Apakah aku berhenti menyayangi dia? Tidak.
Sampai aku mengetik ini pun, dia tetap anak kesayanganku.

Aku hanya merasa tidak tepat saja menjawab dia.
Setidaknya untuk hari2 ini.
Tidak tau besok.