Sabtu, 18 Februari 2017
Bunga Matahari
Aku sebenarnya suka sekali bunga matahari.
Yang ditanam di tanah, dengan ukuran menjulang tinggi.
Dengan bunga2nya yang bermekaran sangat besar, dan menghadap matahari.
Dengan warna kuning yang mempesona, sama seperti warna Raja yang duduk di atas tahta.
Menantang matahari, dan terlihat luar biasa agung.
Setelah bergaul dengan banyak orang yang senang menanam, aku akhirnya tau bahwa ternyata ada banyak sekali bunga matahari yang ukurannya kecil dan pendek.
Ada yang berwarna merah, dan ada yang berwarna putih.
Dan juga banyak yang tidak bertumbuh menantang matahari.
Aku pun menutup nalarku, dan lalu meyakinkan diriku bahwa semua bunga matahari selain yang aku sukai itu palsu.
Tentu saja untuk melindungi imajinasi indahku :)
Tapi aku tidak suka bunga matahari yang ditanam di pot.
Atau bunga matahari yang ditanam di tanah, tetapi hanya satu atau dua.
Itu tidak cocok dengan imajinasiku.
Bunga matahari harusnya bertumbuh dengan tinggi dan kokoh. Tingginya harus mengalahkan tinggi badanku.
Harus berani menantang matahari, dan berdiri tegap dengan berani.
Bunga matahari harus ditanam di tanah yang luas.
Berderetan begitu banyaknya...
Sehingga warna kuningnya akan memenuhi batas2 penglihatan mata, untuk memuaskan kerinduanku tentang keagungan di dalam keindahan.
Dan bunga matahari tidak boleh pernah layu.
Harus terus ada, terus hidup untuk menantang matahari.
Harus tetap tegak berdiri dengan segenap kekuatan.
Supaya keagungan tidak pernah luntur.
Supaya warnanya yang lebih indah dari emas itu tidak akan pernah pudar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar