Selasa, 07 Februari 2017

Air Terjun Waktu Itu

Image result for air terjun tinoor



Semuanya tau, aku tidak suka kegiatan yang melibatkan terlalu banyak aktivitas fisik di alam.
Mendaki gunung? Lupakan.
Turun ke air terjun? Lupakan.
Aku tidak bisa memahami sampai detik ini, apa nikmatnya melihat pemandangan alam setelah perasaan ingin pingsan yang muncul dalam prosesnya.
Bagaimana aku bisa menikmati keindahan kalau aku sudah kelelahan?
Dibanding harus bangun pagi2 dan bersiap mendaki gunung, jauh lebih menyenangkan memeluk bantal pink ku, menarik selimut, dan mendengkur... kemudian terbangun karena bau masakan mami :D

Tapi waktu itu.... dan hanya waktu itu.....
Teman2 berhasil juga memaksa aku ke air terjun yang masih lumayan perawan.
Apa maksudnya lumayan perawan? Bukannya hanya ada perawan dan tidak perawan? LOL.
Mungkin maksudku dengan lumayan perawan itu, sudah tidak perawan tapi masih sempit saja, huahauahaua.
Berasa seperti perawan. Hahahahaha...
Tapi iya, air terjun itu benar-benar masih berasa perawan (aku kok jadi ngomong kayak cowok?) *lupakan.

Sebelum makin menjadi, ini jalan menuju air terjun yang gambarnya aku post di atas:

 Image result for air terjun tinoor


Gank kampus yang memaksa aku ke sana, dan ujung2nya sempat nyaris menjadi kasus karena kami membawa 2 orang dosen MUDA dan GANTENG dari luar negri ke area berbahaya itu.

Malam sebelum hari itu, hujan turun lumayan deras dan lama.
Pagi hari, kami menempuh perjalanan yang sangat sukar karena tanahnya menjadi licin.
Yang di foto itu, belum apa2. Ada bagian dari perjalanan itu yang sangat berbahaya.
Jalan yang lebarnya hanya setengah meter, licin, curam, dan sebelahnya jurang.

Dan aku tergelincir.
Jatuh ke jurang.
Untung masih sempat tersangkut di bebatuan yang tumbuh agak tajam di tebing.
Lalu salah seorang dosenku yang ganteng menyelamatkan aku.
Aku tau itu so sweet...
Tapi sama sekali tidak sweet saat itu terjadi. Percayalah.

Perjalanan dilanjutkan.
Ketemu lagi lokasi yang agak rawan.
Mungkin sebenarnya aman saja.
Tapi ketakutanku karena jatuh itu membuat aku sama sekali tidak mampu melangkah.
Semua motivasi kawan2ku tidak mampu membuatku bergerak.

Tapi pada saat aku mengangkat wajahku, sahabatku yang sudah lebih dulu melewati rintangan itu menatap langsung ke mataku dan penuh keyakinan berkata,
"Petra, Tuhan tidak akan membiarkanmu mati."
Dan aku pun melangkah.

Sejak saat itu, setiap kali aku menghadapi berbagai peristiwa yang luar biasa menyesakkan dan merasa tidak ada seorangpun bersamaku, termasuk menghadapi semua persoalan dan rasa sakit,  aku kembali ke peristiwa itu, untuk mendengar kembali sahabatku yang mengatakan dengan segenap hatinya,
"Petra, Tuhan tidak akan membiarkanmu mati."

2 komentar:

  1. Remembering that moment with him#waterfall Tekaan Telu.😔

    BalasHapus
  2. Oh nooooo...... seriussss? hauhauahaua... sama waterfallnya? pantes dari kemarin yang diminta post waterfall... *penasaran-sapa-namanya :P

    BalasHapus