Selasa, 17 Januari 2017

Empat Perempuan Dalam Gereja 03 - Imported

Image result for beautiful wedding dress


Dia adalah idolaku sejak dulu sekali.
Sejak aku masi baru saja lahir baru.
Sejak aku masi anak ingusan, yang jadi ekor ke mana2 para sesepuh dunia pelayanan.
Sejak aku malah sama sekali belum diijinkan memegang pelayanan apapun, bahkan sekedar mendoakan orang, dia sudah jadi idolaku.
Aku tergila-gila padanya, karena fakta bahwa bahkan semua sesepuh pun tergila-gila pada dirinya, dan pada karunianya.
Aku menyukai kecantikannya, aku menyukai senyumnya, aku menyukai keramahannya, aku menyukai caranya memandangku, aku sangat suka caranya memelukku, dan mataku selalu berbinar-binar dan hatiku berkobar-kobar setiap kali dia berbicara tentang Allah.

Dia punya 4 orang anak, dan semuanya laki2.
Aku memanggilnya mommy.
Aku seperti anak perempuan yang tidak pernah dimilikinya.
Dia sangat sabar terhadapku, bahkan di dalam semua kebodohanku.
Aku mengikutinya ke mana saja dia pergi pelayanan, bahkan jika yang pergi hanyalah orang2 terkenal dalam gereja.
Aku benar2 sangat mengidolakan dia.

Aku sangat menyukai caranya berkata, "Tuhan berkata padaku...".
Dia tidak seperti hamba Tuhan ngeroh yang membosankan dan menyebalkan, atau seperti seorang hamba Tuhan yang salah bernubuat kepadaku yang pernah ku semprot itu.
Dia berbicara selalu dengan penuh kasih sayang.
Dia begitu murni... dan begitu tulus.
Dan begitu mencintai Allah.

Bokapku kenal dia, sangat kenal dia.
Bahkan pada awalnya bokap ga percaya dia terlibat pelayanan dan bisa sebaik itu.
Bokap lebih percaya kalau itu hanya untuk gaya2an aja.
Karena bokap pernah kerja pada suaminya.
Suaminya di jaman bokap adalah salah satu orang paling kaya di kota kami.
Sangaaaaaaaat kaya.

-------------------------------

Di suatu hari, tiba2 suaminya meninggal.
Aku bahkan sudah lupa kenapa suaminya meninggal tiba2.
Aku hanya ingat bahwa semua orang menangis di acara duka-nya.
Bahkan yang mimpin pujian ga bisa nerusin nyanyiannya, terisak-isak.
Aku ingat bahwa Uskup datang juga dengan jubah resmi nya.
Aku juga ingat bahwa selama 3 hari itu, dari pagi sampai malam ada ibadah tanpa henti, sambung menyambung, dan dilakukan oleh gereja2 berbagai denominasi.
Christians loves her.
Aku tidak pernah melihat ada ibadah duka yang seperti itu.
Dan aku juga ingat, di situlah aku pertama kali diijinkan pimpin pujian.

Dan aku juga ingat bagaimana dia terisak-isak sambil memelukku, dan berkata, "mommy tidak tau apa yang terjadi... mommy benar2 tidak mengerti... tapi kalau Tuhan menganggapnya baik, terpujilah nama Tuhan."

Dan lalu aku juga ingat, setelah acara duka berakhir, dan aku pergi ke tempat dia, dia berkata jujur tentang dia ga tau bekerja sama sekali.
Dia tidak tau bagaimana caranya mendapatkan uang sama sekali.
Satu2nya yang dia tau hanyalah pelayanan.
Sigh.

Lalu dari awal, dia dan anak2nya belajar bekerja.
Dari yang hanya tau melihat berlian, mulai belajar masak, dan jualan makanan di kios pinggir jalan.
Dari yang tau hanya foya2, anak2nya mulai keluar masuk toko jualan tali plastik.
Dari yang ga bisa bawa mobil, karena mobil pribadi selalu ada sopirnya sampe 3 orang, mulai tau nyetop angkot.

Kemudian dia mulai terkenal di kalangan gereja2 kecil.
Tidak terlalu tau berkhotbah, tapi pengalaman hidup dan karunia kata2 pengetahuannya yang kental membuat dia mudah sekali disambut di mana2.

-------------------------------

Aku melihatnya di gereja.
Datang dengan 2 anak laki2nya.
Aku berani jamin, dialah yang memaksa dua laki2 itu masuk gereja.

Tapi kenapa gereja katolik?
Apa tidak ada gereja yang lain, mom?
Kenapa gereja katolik, yang orang2 di dalamnya pernah memfitnahmu habis2an?
Kenapa gereja katolik, tempat di mana dirimu begitu kontraversial?
Apa yang kau cari di gereja katolik?
Wait, lebih tepatnya, apa yang kau harapkan kau bisa dapatkan dari gereja katolik?
Apa kau lupa apa yang mereka katakan padamu waktu suamimu meninggal?

Aku ingin mendekatimu saat itu, meski misa sudah dimulai.
Aku ingin mengguncang2mu dan bertanya, apa yang kau lakukan di sini mommy???
Tidak adakah gereja yang lebih baik untukmu?



------------------------------

Namun sebelum aku melangkahkan kaki ke depan, tiba2 aku mendengar Tuhan bertanya,
"Dan apa yang kau lakukan di sini, Petra?"

Aku terdiam,
airmataku mengucur deras, lalu aku menjawab pelan,
"Merendahkan diri, Tuhan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar