Jumat, 20 Januari 2017
Lima Bahasa Kasih
Salah satu buku favorite-ku. EVER!
Ini adalah buku cinta terbaik menurutku.
Ini adalah rahasia terbesar, selain personality plus, yang membuat aku selalu dicintai anak2, dan diidolakan para ABG, whuahauahauahua.
Sayang sekali, aku agak kesulitan menerapkan ini dengan pasangan hidup.
Karena pacar2ku yang dulu, bahkan yang sudah jadi suami, tidak mau membaca buku ini (aku menganggapnya tidak mau mempelajari apa yang aku anggap penting untuk dipelajari demi kebaikan hubungan bersama).
Sehingga akhirnya, aku menjadi orang yang kelelahan sendiri mencintai dengan cara orang lain ingin dicintai, sedangkan my luv tank sendiri justru empty :)
Itu indikator yang tidak sehat.
Dan semuanya sesederhana karena tidak mau membaca buku ini! Hahahahaha.
Akhirnya aku belajar mendirikan tembok di sekelilingku, dan belajar tidak terlalu lugu mencintai habis2an.
Aku sangat menyukai bagaimana Gary menjelaskan dengan sederhana seperti apakah bahasa cinta itu.
Ada sepasang suami istri yang kelihatan sangat bahagia, dan memiliki hidup rumahtangga yang kelihatan sangat indah.
Suatu hari, tiba2 istrinya minta bercerai.
Si suami shock, karena tidak tau di mana persoalannya.
Si suami sama sekali tidak mengetahui di mana masalahnya (sounds so familiar? ;) ).
Akhirnya si suami bertanya, mengapa ingin bercerai?
Istrinya menjawab, karena kamu tidak mencintaiku lagi.
Si suami lebih kaget, dan menjawab istrinya:
Bagaimana mungkin kamu bisa bilang kalau aku tidak mencintaimu? Aku menikahimu kan? Bagaimana bisa bilang tidak mencintaimu, kalau aku kerja dari pagi sampai malam untuk membiayai semua kebutuhan kita dan anak2?
Bagaimana bisa tidak mencintaimu, setiap pulang kerja, secapek apapun, aku selalu menyempatkan diri membeli apa yang kamu sukai?
Aku membawakanmu bunga, membelikanmu hadiah2 kecil yang manis, membelikanmu gaun dan sepatu terbaik, dan semua yang aku tau kamu inginkan?
Sang istri menjawab sambil menangis,
Tapi kamu tidak pernah mengatakan bahwa kamu mencintaiku!
Upz.
Teman2ku yang punya bahasa cinta "gift" dan "service" tertawa mendengar kisah ini.
Buat mereka ini sangat lucu dan sangat tidak masuk akal.
Minta cerai hanya karena tidak mengatakan I love you? Hahaha...
Setelah semua pengorbanan dan pemberian? :D
Tapi aku tidak.
Aku tidak tertawa.
Bahkan tidak mengerti mengapa itu harus ditertawakan.
Karena aku, tau persis bagaimana perasaan wanita yang mempunyai bahasa kasih "words" jika tidak menerima ungkapan2 cinta dalam perkataan.
Aku serius.
Buat kami yang berbicara dengan bahasa kasih "words", sepatah kata I love you itu sama pentingnya dengan bekerja dari pagi sampai malam untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Aku juga benar2 bisa meninggalkan pasanganku jika aku tidak pernah mendengar lagi dalam waktu yang sangat lama bahwa dia mencintaiku.
Yang berbicara dengan bahasa kasih "service" bisa protes, tapi bekerja dari pagi sampai malam, melakukan hal2 yang memang harus dilakukan untuk kehidupan yang lebih baik, jauh lebih berarti daripada sekedar perkataan I love you!
Tidak... tidak seperti itu.
Aku tidak mengatakan bahwa kerja keras sepanjang hari kurang berarti dibanding sebuah perkataan I love you.
Toh perkataan I love you tanpa attitude yang sesuai juga akan kehilangan makna nya.
Tapi ini bukan tentang yang mana yang berharga...
Tapi yang mana yang dipahami.
Aku, tidak akan pernah bosan sekalipun dikasi 100x I love you setiap hari.
Tidak akan pernah bosan jika dipanggil "sayang" "honey" "baby" bahkan sampai aku tua nanti.
Tidak akan pernah bosan dengan ucapan2 seperti, "sayang.. kamu sangat berarti buat aku."
Karena aku, berbicara dengan bahasa kasih "words".
Oh tentu saja aku senang jika pasanganku bekerja keras untuk kepentingan kehidupan dan masa depan dan mimpi2 kami bersama sepanjang hari.
Itu sangat sangat berarti.
Tentu saja aku senang dikasi hadiah2 kecil yang manis seperti buku, coklat, bunga, parfum.
Aku juga senang jika pasanganku mau memasakkan makanan untukku (ga peduli bagaimana rasanya)... aku mungkin akan memeluk dan langsung menciumnya jika dia mau melakukan hal itu bagiku.
Tapi aku tetap berbicara dalam bahasa kasih "words".
Aku tetap membutuhkan perkataan2 manis yang romantis itu ;)
Dan selain bahasa kasih "words", aku juga berbicara dengan bahasa kasih "quality time".
Aku tipe yang sebenernya ga membutuhkan "me time" LOL.
Ga usah dibahas bahasa kasih yang ini, kalau mau tau lebih banyak, bisa beli buku nya :D
Yang aku akhirnya sadari, bahwa kita harusnya belajar untuk berbicara dalam bahasa cinta yang dipahami orang lain, karena mungkin bahasa cinta kita tidak dipahaminya. Begitu pula sebaliknya.
Aku sangat berharap, pasanganku berbicara dengan bahasa cinta yang aku pahami, supaya aku tau bahwa dia benar2 mencintaiku.
Sangat ga enak hanya mendengar "I love you" sekali saat menjalin hubungan, yang biasanya diucapkan hanya di awal2 (haha)...
lalu menghabiskan waktu bertanya-tanya, apakah dia tetap mencintaiku atau tidak setelah waktu sudah berjalan cukup lama :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar